Padang Arafah yang dulunya tandus kini subur
Kemah-kemah yang didirikan untuk bakal-bakal haji di Arafah
Wukuf di Arafah merupakan “rukun haji yang paling utama dan tidak dapat ditinggalkan atau digantikan dengan amalan yang lain”.Haji tanpa wukuf di Arafah tidak sah hajinya atau batal hajinya.
Sebagaimana ditegaskan oleh Rasullullah SAW dalam salah satu hadits:
“Haji adalah ‘Arafah, barangsiapa datang pada malam perkumpulan sebelum terbitnya fajar, maka sesungguhnya dia telah menemukan Haji“ (Abu Dawud dan yang lainnya)Persiapan wukuf dilaksanakan sejak tanggal 8 Dzulhijjah, seluruh jamaah haji berangkat menuju ke Arafah dengan berpakaian ihram dan niat untuk haji. Pada malam hari seluruh jamaah haji telah berada di Arafah dan memperbanyak dzikir, berdo’a, dan membaca al-Qur’an. Pelaksanaan wukuf dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, dimulai setelah zawal (tergelincir matahari) sampai terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah.Sebagai ibadah badaniah (ibadah fisik) pelaksanaan wukuf lebih fleksibel dari ibadah lainnya, jamaah haji yang melaksanakan wukuf tidak disyaratkan suci dari hadats kecil maupun hadats besar. Pada saat melaksanakan wukuf disunahkan untuk memperbanyak berzikir, berdo’a, tafakkur serta membaca al-Qur’an.Berdoalah yang baik-baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa. Berbicara atau berbincang-bincang tidak dilarang sepanjang tidak membicarakan yang kotor, berdebat atau bertengkar. Pada hari wukuf (yaumil ‘Arafah) tanggal 9 Dzulhijjah, disebut yamuil barakah, yaumil ijabah, karena pada hari itu Allah akan Mengkabulkan do’a dan permohonan hamba-Nya (jemaah haji).Oleh karena itu disarankan berdo’a yang baik untuk kebaikan dan keberkahan diri sendiri, keluarga dan masyarakat.Pelaksanaan wukuf dimulakan dengan khutbah wukuf oleh pembimbing ibadah atau mutawif, kemudian shalat zuhur dan ‘ashar jama’ taqdim dan diqashar, baik berjamaah atau munfarid (sendiri), diakhiri dengan do’a wukuf. Selanjutnya masing-masing jamaah haji dipersilakan untuk memperbanyak istighfar, berdzikir, berdo’a, dan membaca al-Qur’an.Untuk menyempurnakan Wukuf dan terhindar dari hal-hal yang membatalkan Wukuf, jamaah haji diharapkan menghindari seluruh larangan ihram, seperti:
- berpakaian yang berjahit dan memakai penutup kepala yang melekat di kepala
- memakai sepatu yang menutup kaki (bagi laki-laki)
- memakai wangi-wangian, memotong atau mencabut rambut, memotong kuku
- menutup muka dan memakai sarung tangan (bagi wanita),
- memotong atau mencabut tumbuh-tumbuhan di tanah haram, berburu binatang darat
- bercumbu atau berhubungan badan antara suami isteri, serta
- melaksanakan akad nikah dan meminang.
Ringkasan
No comments:
Post a Comment