1. Kata Thaif berasal dari THAWAFA ( طوف) yang memberi arti berputar mengelilingi sesuatu.
2. Sebab dinamakan THAIF kerana keberadaan tembok disekelingnya yang dibangunkan oleh bani Tsaqif pada masa Jahiliah untuk dijadikan tembok atau benteng dari musuh.
3. Nabi SAW melakukan perjalan ke THAIF pada tahun KESEPULUH kenabian.
4. Nabi SAW melaksanakan perjalanan dakwah ke kota THAIF dengan berjalan kaki bersama sahabat ZAID BIN HARITSAH r.a ( seorang hamba yang telah dimerdekakan dan namanya disebut di dalam surah al- Ahzab ayat 37)
5. Di sana Nabi SAW bertemu dengan tiga orang yang berpengaruh iaitu Abdu Yalil, Mas’ud dan Habib, mereka adalah anak kepada Amr bin Umair Ats-tsaqafi dan mereka menolak seruan mengesakan Allah SWT.
6. Setelah mereka menolak seruan Nabi SAW , baginda Nabi SAW meminta supaya tidak menghebohkan kewujudannya di THAIF pada ketika itu, kemudian Nabi SAW menetap disana selama 10 hari bagi mendatangi semua tokoh dan pembesar lain yang ada dikota tersebut.
7. Namun sebaliknya para tokoh tersebut bersepakat untuk mengusir Rasulullah SAW.
8. Dalam perjalanan Rasulullah SAW bertolak meninggalkan kota THAIF muncul satu kumpulan yang mencerca, memaki, dan berteriak- teriak dengan kuat sehingga menarik perhatian orang lain mendekati Rasulullah SAW.
9. Kemudian Mereka membuat barisan dan mula melempari Baginda Nabi SAW dengan batu sehingga dikhabarkan kedua kasut Nabi SAW dibasahi dengan darah.
10. Sahabat Nabi SAW Zaid bin Haritsah terus berusaha melindungi dengan menjadi perisai kepada Nabi SAW sehingga kepalanya mengalami luka yang serius.
11. Nabi SAW mengangkat kedua tangan lalu berdoa “ Ya Allah hanya kepadaMu aku mengadu kelemahanku, ketidakupayaanku, dan penghinaan manusia terhadapku. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih, Engkaulah Pemelihara kaum yang lemah dan Pemeliharaku. Ke manakah Engkau akan mengirimku? Kepada orang yang jauh yang akan menunjukkan muka masam padaku? Atau kepada musuh yang telah Kau serahkan aku kepadanya? Asal Engkau tidak murka padaku, aku tidak peduli akan semua itu. Sebab, kurniaMu itu lebih luas bagiku. Aku berlindung kepadaMu dengan cahaya WajahMu yang memisahkan kegelapan serta memperbaiki segala urusan dunia dan akhirat : berlindung dari murka dan amarahMu. Hanya kepadaMu aku memohon keredhaan hingga Engkau meredhai. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan hanya milikMu.
12. Kejadian itu terlihat oleh putra Rabi’ah dan mereka tersentuh dengan kekerasan dan kekejaman itu, lantas mereka memanggil ADDAS ( seorang hamba mereka yang beragam Nasrani) dan menyuruhnya memberikan setangkai anggur kepada Baginda Nabi SAW.
13. Ketika ADDAS meletakkan anggur dihadapan Nabi SAW, baginda langsung menghulurkan tangannya lantas mengucapkan “BISMILLAH” kemudian memakan anggur itu.
14. Mendengar ucapan itu ADDAS tersentak dan berkata “ kalimat itu tidak pernah diucapkan oleh penduduk negeri ini”! Dari manakah Asalmu?” Tanya Rasulullah. “ Aku seorang pemeluk Nasrani dari Ninawa, jawab ADDAS. “Oh, dari negeri orang soleh yang bernama Yunus bin Matta! Sahut Rasulullah SAW . “Dari mana engkau mengetahui Yunus bin Matta?” Tanya ADDAS kehairanan. “Dia adalah saudaraku seorang Nabi sebagaimana diriku,” Jawab Rasulullah SAW.
15. Mendengar perkataan itu, ADDAS lalu membongkok untuk mencium kepala tangan dan kaki baginda Nabi SAW. Beberapa saat kemudian Nabi pun kembali ke Mekah.“
16. Saidatina Aisyah pernah bertanya kepada Nabi SAW “Apakah pernah datang kepadamu satu hari yang lebih berat dibandingkan dengan saat perang Uhud?”
17. Baginda SAW menjawab : “Aku telah mengalami penderitaan dari kaumku. Penderitaan paling berat yang aku rasakan, yaitu saat ‘Aqabah, saat aku menawarkan diri kepada Ibnu ‘Abdi Yalîl bin Abdi Kulal, tetapi ia tidak memenuhi permintaanku. Aku pun pergi dengan wajah bersedih. Aku tidak menyadari diri kecuali ketika di Qarnust-Tsa’âlib, lalu aku angkat kepalaku. Tiba-tiba aku berada di bawah awan yang sedang menaungiku. Aku perhatikan awan itu, ternyata ada Malaikat Jibril q , lalu ia memanggilku.....dan berseru: ‘Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mendengar perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka terhadapmu. Dan Allah Azza wa Jalla telah mengirimkan malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan melakukan apa saja yang engkau mau atas mereka’. Malaikat (penjaga) gunung memanggilku, mengucapkan salam lalu berkata: ‘Wahai Muhammad! Jika engkau mau, aku bisa menimpakan Akhsabain’.”
18. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “(Tidak) namun aku berharap supaya Allah Azza wa Jalla melahirkan dari anak keturunan mereka orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun jua”. [HR Imam al-Bukhâri dan Imam Muslim].
No comments:
Post a Comment