Wednesday, 26 February 2014

INFO HAJI DAN UMRAH



Syarat, Rukun, dan Wajib Haji
Syarat Haji

1. Islam
2. Akil Balig
3. Dewasa
4. Berakal
5. Waras
6. Orang merdeka (bukan budak)
7. Mampu, baik dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah bagi keluarga yang ditinggal berhaji

Rukun Haji

Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang wajib dilakukan dalam berhaji. Rukun haji tsb adalah:

1. Ihram
2. Wukuf di Arafah
3. Tawaf ifâdah
4. Sa'i
5. Mencukur rambut di kepala atau memotongnya sebagian
6. Tertib

Rukun haji tsb harus dilakukan secara berurutan dan menyeluruh. Jika salah satu ditinggalkan, maka hajinya tidak sah.
Wajib Haji

1. Memulai ihram dari mîqât (batas waktu dan tempat yang ditentukan untuk melakukan ibadah haji dan umrah)
2. Melontar jumrah
3. Mabît (menginap) di Mudzdalifah, Mekah
4. Mabît di Mina
5. Tawaf wada' (tawaf perpisahan)

Jika salah satu dari wajib haji ini ditinggalkan, maka hajinya tetap sah, namun harus membayar dam (denda).
Pelaksanaan Ibadah Haji (Manasik Haji)

Tata cara manasik haji adalah sebagai berikut:
1. Melakukan ihram dari mîqât yang telah ditentukan

Ihram dapat dimulai sejak awal bulan Syawal dengan melakukan mandi sunah, berwudhu, memakai pakaian ihram, dan berniat haji dengan mengucapkan Labbaik Allâhumma hajjan, yang artinya "aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah, untuk berhaji".
Kemudian berangkat menuju arafah dengan membaca talbiah untuk menyatakan niat:

Labbaik Allâhumma labbaik, labbaik lâ syarîka laka labbaik, inna al-hamda, wa ni'mata laka wa al-mulk, lâ syarîka laka

Artinya:

Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu; Aku datang, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang; Sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan, dan seluruh kerajaan, adalah milik Engkau; tiada sekutu bagi-Mu.

2. Wukuf di Arafah

Dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah, waktunya dimulai setelah matahari tergelincir sampai terbit fajar pada hari nahar (hari menyembelih kurban) tanggal 10 Zulhijah.
Saat wukuf, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu: shalat jamak taqdim dan qashar zuhur-ashar, berdoa, berzikir bersama, membaca Al-Qur'an, shalat jamak taqdim dan qashar maghrib-isya.
3. Mabît di Muzdalifah, Mekah

Waktunya sesaat setelah tengah malam sampai sebelum terbit fajar. Disini mengambil batu kerikil sejumlah 49 butir atau 70 butir untuk melempar jumrah di Mina, dan melakukan shalat subuh di awal waktu, dilanjutkan dengan berangkat menuju Mina. Kemudian berhenti sebentar di masy'ar al-harâm (monumen suci) atau Muzdalifah untuk berzikir kepada Allah SWT (QS 2: 198), dan mengerjakan shalat subuh ketika fajar telah menyingsing.
4. Melontar jumrah 'aqabah

Dilakukan di bukit 'Aqabah, pada tanggal 10 Zulhijah, dengan 7 butir kerikil, kemudian menyembelih hewan kurban.
5. Tahalul

Tahalul adalah berlepas diri dari ihram haji setelah selesai mengerjakan amalan-amalan haji.
Tahalul awal, dilaksanakan setelah selesai melontar jumrah 'aqobah, dengan cara mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
Setelah tahalul, boleh memakai pakaian biasa dan melakukan semua perbuatan yang dilarang selama ihram, kecuali berhubungan seks.

Bagi yang ingin melaksanakan tawaf ifâdah pada hari itu dapat langsung pergi ke Mekah untuk tawaf. Dengan membaca talbiah masuk ke Masjidil Haram melalui Bâbussalâm (pintu salam) dan melakukan tawaf. Selesai tawaf disunahkan mencium Hajar Aswad (batu hitam), lalu shalat sunah 2 rakaat di dekat makam Ibrahim, berdoa di Multazam, dan shalat sunah 2 rakaat di Hijr Ismail (semuanya ada di kompleks Masjidil Haram).

Kemudian melakukan sa'i antara bukit Shafa dan Marwa, dimulai dari Bukit Shafa dan berakhir di Bukit Marwa. Lalu dilanjutkan dengan tahalul kedua, yaitu mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
Dengan demikian, seluruh perbuatan yang dilarang selama ihram telah dihapuskan, sehingga semuanya kembali halal untuk dilakukan.
Selanjutnya kembali ke Mina sebelum matahari terbenam untuk mabît di sana.
6. Mabît di Mina

Dilaksanakan pada hari tasyrik (hari yang diharamkan untuk berpuasa), yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setiap siang pada hari-hari tasyrik itu melontar jumrah ûlâ, wustâ, dan 'aqabah, masing-masing 7 kali.

Bagi yang menghendaki nafar awwal (meninggalkan Mina tanggal 12 Zulhijah setelah jumrah sore hari), melontar jumrah dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Zulhijah saja. Tetapi bagi yang menghendaki nafar sânî atau nafar akhir (meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijah setelah jumrah sore hari), melontar jumrah dilakukan selama tiga hari (11, 12, dan 13 Zulhijah).
Dengan selesainya melontar jumrah maka selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji dan kembali ke Mekah.
7. Tawaf ifâdah

Bagi yang belum melaksanakan tawaf ifâdah ketika berada di Mekah, maka harus melakukan tawaf ifâdah dan sa'i. Lalu melakukan tawaf wada' sebelum meninggalkan Mekah untuk kembali pulang ke daerah asal.
Umrah

Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Setiap orang yang melakukan ibadah haji wajib melakukan umrah, yaitu perbuatan ibadah yang merupakan kesatuan dari ibadah haji. Pelaksanaan umrah ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah: 196 yang artinya "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah..."

Mengenai hukum umrah, ada beberapa perbedaan pendapat. Menurut Imam Syafi'i hukumnya wajib. Menurut Mazhab Maliki dan Mazhab Hanafi hukumnya sunah mu'akkad (sunah yang dipentingkan).
Umrah diwajibkan bagi setiap muslim hanya 1 kali saja, tetapi banyak melakukan umrah juga disukai, terlebih jika dilakukan di bulan Ramadhan. Hal ini didasarkan pada hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya "Umrah di dalam bulan Ramadhan itu sama dengan melakukan haji sekali".
Pelaksanaan umrah

Tata cara pelaksanaan ibadah umrah adalah: mandi, berwudhu, memakai pakaian ihram di mîqât, shalat sunah ihram 2 rakaat, niat umrah dan membaca Labbaik Allâhumma 'umrat(an) (Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, untuk umrah), membaca talbiah serta doa, memasuki Masjidil Haram, tawaf, sa'i, dan tahalul.
Syarat, Rukun, dan Wajib Umrah

Syarat untuk melakukan umrah adalah sama dengan syarat dalam melakukan ibadah haji. Adapun rukun umrah adalah:

1. Ihram
2. Tawaf
3. Sa'i
4. Mencukur rambut kepala atau memotongnya
5. Tertib, dilaksanakan secara berurutan

Sementara itu wajib umrah hanya satu, yaitu ihram dari mîqât.
Larangan dalam Haji dan Umrah

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sudah memakai pakaian ihram dan sudah berniat melakukan ibadah haji/umrah adalah:

1. Melakukan hubungan seksual atau apa pun yang dapat mengarah pada perbuatan hubungan seksual
2. Melakukan perbuatan tercela dan maksiat
3. Bertengkar dengan orang lain
4. Memakai pakaian yang berjahit (bagi laki-laki)
5. Memakai wangi-wangian
6. Memakai khuff (kaus kaki atau sepatu yang menutup mata kaki)
7. Melakukan akad nikah
8. Memotong kuku
9. Mencukur atau mencabut rambut
10. Memakai pakaian yang dicelup yang mempunyai bau harum
11. Membunuh binatang buruan
12. Memakan daging binatang buruan

Macam-macam Haji
1. Haji ifrâd

Haji ifrâd yaitu membedakan ibadah haji dengan umrah. Ibadah haji dan umrah masing-masing dikerjakan tersendiri. Pelaksanaannya, ibadah haji dilakukan terlebih dulu, setelah selesai baru melakukan umrah. Semuanya dilakukan masih dalam bulan haji.

Cara pelaksanaannya adalah:
a. ihram dari mîqât dengan niat untuk haji
b. ihram dari mîqât dengan niat untuk umrah
2. Haji tamattu'

Haji tamattu' adalah melakukan umrah terlebih dulu pada bulan haji, setelah selesai baru melakukan haji.
Orang yang melakukan haji tamattu' wajib membayar hadyu (denda), yaitu dengan menyembelih seekor kambing. Jika tidak mampu dapat diganti dengan berpuasa selama 10 hari, yaitu 3 hari selagi masih berada di tanah suci, dan 7 hari setelah kembali di tanah air.

Cara pelaksanaannya adalah:
a. ihram dari mîqât dengan niat untuk umrah
b. melaksanakan haji setelah selesai melaksanakan semua amalan umrah
3. Haji qirân

Haji qirân adalah melaksanakan ibadah haji dan umrah secara bersama-sama. Dengan demikian segala amalan umrah sudah tercakup dalam amalan haji.

Cara pelaksanaannya adalah:
a. ihram dari mîqât dengan niat untuk haji dan umrah sekaligus
b. melakukan seluruh amalan haji
Amalan-Amalan Haji dan Umrah
1. Mîqât

Mîqât adalah batas waktu dan tempat melakukan ibadah haji dan umrah. Mîqât terdiri atas mîqât zamânî dan mîqât makânî.

Mîqât zamânî adalah kapan ibadah haji sudah boleh dilaksanakan.
Berdasarkan kesepakatan para ulama yang bersumber dari sunah Rasulullah SAW, mîqât zamânî jatuh pada bulan Syawal, Zulkaidah, sampai dengan tanggal 10 Zulhijah.

Mîqât makânî adalah dari tempat mana ibadah haji sudah boleh dilaksanakan.
Tempat-tempat untuk mîqât makânî adalah:

* Zulhulaifah atau Bir-Ali (450 km dari Mekah) bagi orang yang datang dari arah Madinah
* Al-Juhfah atau Rabiq (204 km dari Mekah) bagi orang yang datang dari arah Suriah, Mesir, dan wilayah-wilayah Maghrib
* Yalamlan (sebuah gunung yang letaknya 94 km di selatan Mekah) bagi orang yang datang dari arah Yaman
* Qarnul Manazir (94 km di timur Mekah) bagi orang yang datang dari arah Nejd
* Zatu Irqin (94 km sebelah timur Mekah) bagi orang yang datang dari arah Irak

2. Ihram

Ihram ialah niat melaksanakan ibadah haji atau umrah dan memakai pakaian ihram.
Bagi laki-laki, pakaian ihram adalah dua helai pakaian tak berjahit untuk menutup badan bagian atas dan sehelai lagi untuk menutup badan bagian bawah. Kepala tidak ditutup dan memakai alas kaki yang tidak menutup mata kaki.
Bagi wanita, pakaian ihram adalah kain berjahit yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah.

Sunah ihram adalah memotong kuku, kumis, rambut ketiak, rambut kemaluan, dan mandi. Kemudian melakukan shalat sunah ihram 2 rakaat (sebelum ihram), membaca talbiah, shalawat, dan istighfar (sesudah ihram dimulai).
3. Tawaf

Tawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dimulai dari arah yang sejajar dengan Hajar Aswad dan Ka'bah selalu ada di sebelah kiri (berputar berlawanan arah jarum jam).
Syarat tawaf adalah:

1. Suci dari hadas besar, hadas kecil, dan najis
2. Menutup aurat
3. Melakukan 7 kali putaran berturut-turut
4. Mulai dan mengakhiri tawaf di tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad
5. Ka'bah selalu berada di sisi kiri
6. Bertawaf di luar Ka'bah

Sedangkan sunah tawaf adalah:

1. Menghadap Hajar Aswad ketika memulai tawaf
2. Berjalan kaki
3. al-idtibâ, yaitu meletakkan pertengahan kain ihram di bawah ketiak tangan kanan dan kedua ujungnya di atas bahu kiri
4. Menyentuh Hajar Aswad atau memberi isyarat ketika mulai tawaf
5. Niat.
Niat untuk tawaf yang terkandung dalam ibadah haji hukumnya tidak wajib karena niatnya sudah terkandung dalam niat ihram haji, tetapi kalau tawaf itu bukan dalam ibadah haji, maka hukum niat tawaf menjadi wajib, seperti dalam tawaf wada' dan tawaf nazar.
6. Mencapai rukun yamanî (pada putaran ke-7) dan mencium atau menyentuh Hajar Aswad
7. Memperbanyak doa dan zikir selama dalam tawaf
8. Tertib, dilaksanakan secara berurutan

Macam-macam tawaf adalah:

Tawaf ifâdah
Tawaf sebagai rukun haji yang apabila ditinggalkan maka hajinya menjadi tidak sah.
Tawaf ziyârah
Tawaf kunjungan, sering juga disebut tawaf qudûm, yaitu tawaf yang dilakukan setibanya di kota Mekah.
Tawaf sunah
Tawaf yang dapat dilakukan kapan saja.
Tawaf wada'
Tawaf perpisahan, yaitu tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan Mekah setelah selesai melakukan seluruh rangkaian ibadah haji.

4. Sa'i

Sa'i adalah berjalan dari Bukit Shafa ke Bukit Marwa sebanyak 7 kali.
Syarat sa'i adalah:

1. Seluruh perjalanan sa'i dilakukan secara lengkap, tidak boleh ada jarak yang tersisa
2. Dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwa
3. Dilakukan sesudah tawaf
4. Dilakukan sebanyak 7 kali perjalanan

Sedangkan sunah dalam sa'i adalah:

1. Berdoa di antara Shafa dan Marwa
2. Dalam keadaan suci dan menutup aurat
3. Berlari kecil antara 2 tonggak hijau
4. Tidak berdesakan
5. Berjalan kaki
6. Dikerjakan secara berturut-turut

5. Wukuf di Arafah

Wukud di Arafah adalah berdiam diri di padang Arafah sejak matahari tergelincir pada tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijah (hari nahar), baik dalam keadaan suci maupun tidak suci.
Haji tanpa wukuf tidak sah dan harus diulang lagi pada tahun berikutnya. Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:

Haji itu 'arafah, siapa yang datang pada malam mabît di Muzdalifah sebelum fajar menyingsing, ia sudah mendapatkan haji.

Ketika melakukan wukuf, disunahkan untuk tidak berpuasa, menghadap kiblat, berzikir, membaca istighfar, dan berdoa. Menurut riwayat Imam Ahmad, doa Nabi SAW ketika di hari arafah adalah:

Tiada Tuhan kecuali Allah, yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya seluruh kerajaan, bagi-Nya pula segala pujian, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Ia Maha Kuasa atas segalanya.

6. Melontar Jumrah

Melontar jumrah ialah melempar batu kerikil ke arah 3 buah tonggak, yaitu ûlâ, wustâ, dan ukhrâ, masing-masing 7 kali lemparan. Hari melontar jumrah dimulai pada tanggal 10 Zulhijah, ke arah jumrah 'aqabah atau jumrah kubra, dan 2 atau 3 hari dari hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah) ke arah 3 jumrah yang telah disebutkan di atas.

Waktu melontar jumrah disunahkan sesudah matahari terbit. Bagi orang yang lemah atau berhalangan boleh melakukannya pada malam hari.
Adapun melontar jumrah pada 3 hari yang lain, hendaknya dimulai pada waktu matahari sudah mulai turun ke barat sampai saat matahari terbenam.
Ketika melontar jumrah disunahkan:

1. Berdiri dengan posisi Mekah ada di sebelah kiri dan Mina di sebelah kanan
2. Mengangkat tangan tinggi-tinggi bagi laki-laki
3. Membaca takbir ketika melempar batu yang pertama

Bagi orang yang berhalangan menyelesaikan haji dengan tidak melakukan wukuf di Arafah, tawaf, ataupun sa'i, apa pun penyebabnya, menurut pendapat jumhur ulama orang tsb wajib menyembelih seekor kambing, sapi, atau unta di tempat ia bertahalul.
Apabila ibadahnya itu ibadah wajib, ia harus meng-qadha pada tahun berikutnya, tetapi bila bukan ibadah wajib, ia tidak perlu meng-qadha.
Haji Akbar dan Haji Mabrur
Haji akbar (haji besar)

Istilah haji akbar disebut dalam firman Allah SWT pada surah At-Taubah: 3 yang artinya:

Dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin...

Ada beberapa pendapat ulama tentang haji akbar, yaitu haji akbar adalah:

* haji pada hari wukuf di Arafah
* haji pada hari nahar
* haji yang wukufnya bertepatan dengan hari jum'at
* ibadah haji itu sendiri beserta wukufnya di Arafah

Namun pendapat yang paling masyhur adalah pendapat yang menyatakan bahwa haji akbar adalah haji yang wukufnya jatuh pada hari jum'at.

Ada haji besar, ada pula haji asgar (haji kecil) yang merupakan istilah lain untuk umrah.
Haji mabrur

Haji mabrur adalah ibadah haji seseorang yang seluruh rangkaian ibadah hajinya dapat dilaksanakan dengan benar, ikhlas, tidak dicampuri dosa, menggunakan biaya yang halal, dan yang terpenting, setelah ibadah haji menjadi orang yang lebih baik.

Balasan bagi orang yang mendapat haji mabrur adalah surga. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang artinya:

Umrah ke satu ke umrah berikutnya adalah penebus dosa di antara keduanya, dan haji mabrur ganjarannya tiada lain kecuali surga (HR Bukhari dan Muslim)

Dam (Denda)

Dam dalam bentuk darah adalah menyembelih binatang sebagai karafat (tebusan) terhadap beberapa pelanggaran yang dilakukan ketika melakukan ibadah haji atau umrah. Jenis dam adalah:

1. Dam tartîb
2. Dam takhyîr dan taqdîr
3. Dam tartîb dan ta'dîl
4. Dam takhyîr dan ta'dîl

1. Dam tartîb

Dam tartîb yaitu bila binatang yang disembelih adalah kambing, tetapi bila tidak mendapat kambing, harus melaksanakan puasa 3 hari di tanah suci dan 7 hari apabila telah pulang ke kampung halaman.
Orang diwajibkan membayar dam tartîb karena 9 hal, yaitu:

1. Mengerjakan haji tammatu'
2. Mengerjakan haji qirân
3. Tidak wukuf di Arafah
4. Tidak melontar jumrah yang ke-3
5. Tidak mabît di Muzdalifah pada malam nahar
6. Tidak mabît di Mina pada malam hari tasyrik
7. Tidak berihram dari mîqât
8. Tidak melakukan tawaf wada'
9. Tidak berjalan kaki bagi yang bernazar untuk mengerjakan haji dengan berjalan kaki

2. Dam takhyîr dan taqdîr

Dam takhyîr dan taqdîr ialah boleh memilih menyembelih seekor kambing, berpuasa, atau bersedekah memberi makan kepada 6 orang miskin sebanyak 3 sa' (1 sa' = 3,1 liter).
Dam jenis ini dikenakan untuk satu diantara sebab-sebab berikut:

1. Mencabut 3 helai rambut atau lebih secara berturut-turut
2. Memotong 3 kuku atau lebih
3. Berpakaian yang berjahit
4. Menutup kepala
5. Memakai wewangian
6. Melakukan perbuatan yang menjadi pengantar bagi perbuatan seksual
7. Melakukan hubungan seksual antara tahalul pertama dan tahalul kedua.

3. Dam tartîb dan ta'dîl

Dam tartîb dan ta'dîl adalah pertama kali wajib menyembelih unta, apabila tidak mampu boleh menyembelih sapi, apabila tidak mampu juga baru menyembelih kambing 7 ekor.
Apabila tidak mendapat 7 ekor kambing, si pelanggar harus membeli makanan seharga itu dan disedekahkan kepada fakir miskin di tanah suci.
Dam jenis ini dikenakan karena pelanggaran melakukan hubungan seksual.
4. Dam takhyîr dan ta'dîl

Dam takhyîr dan ta'dîl adalah boleh memilih diantara 3 hal yaitu:

* Menyembelih binatang buruan yang diburu
* Membeli makanan seharga binatang buruan tsb dan disedekahkan
* Berpuasa satu hari untuk setiap 1 mud (5/6 liter)

Dam jenis ini dikenakan karena sebab-sebab:

1. Merusak, memburu, atau membunuh binatang buruan
2. Memotong pohon-pohon atau mencabut rerumputan di tanah haram.

Waktu dan tempat penyembelihan dam

Waktu penyembelihan dam yang disebabkan pelanggaran yang tidak sampai membatalkan atau kehilangan haji harus dilakukan pada waktu si pelanggar melakukan ibadah haji. Tetapi bagi dam yang disebabkan pelanggaran yang berakibat kehilangan haji, pelaksanaannya wajib ditunda sampai pada waktu melakukan ihram ketika meng-qadha haji.

Sedangkan tempat penyembelihan dam dan penyaluran dagingnya adalah di tanah haram.
Bagi orang yang melakukan haji, diutamakan menyembelihnya di Mina, sedangkan bagi orang yang melakukan umrah, menyembelihnya di Marwa.
Mewakilkan Haji

Perwakilan haji berlaku untuk seseorang yang mampu melakukan haji dari segi biaya, tapi kesehatannya tidak memungkinkan, seperti sakit yang parah atau karena usia tua.
Dalam hal ini wajib orang lain untuk menghajikannya dengan biaya dari orang yang bersangkutan, dengan syarat orang yang menggantikan tsb sudah mengerjakan haji untuk dirinya sendiri.
Tetapi bila setelah dihajikan orang itu sembuh, menurut Imam Syafi'i, ia tetap wajib melakukan haji.

Perwakilan haji juga dapat dilakukan atas orang yang sudah meninggal, asalkan orang tsb berkewajiban haji, antara lain mempunyai nazar dan belum dapat melaksanakannya. Hal ini didasarkan pada hadist yang meriwayatkan bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi SAW:

"Ayah saya sudah meninggal dan ia mempunya kewajiban haji, apakah aku harus menghajikannya?" Nabi SAW menjawab, "Bagaimana pendapatmu apabila ayahmu meninggalkan hutang, apakah engkau wajib membayarnya?" Orang itu menjawab, "Ya". Nabi SAW berkata, "Berhajilah engkau untuk ayahmu".(HR. Ibnu Abbas RA)

Tuesday, 25 February 2014

Istana Ad Dajjal di Jabal Habshi (Madinah terletak ditanah halal)

DIATAS BUKTI INILAH TERLETAKNYA ISTANA YANG DIKATAKAN OLEH PARA ULAMAK DUNIA DAJJAL AKAN TURUN MENYESATKAN UMAT ISLAM.
(TERLETAK DI TANAH HALAL DIMADINAH)

Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW telah bersabda: 
"Tidak seorang nabi kecuali ia telah memperingatkan kaumnya terhadap sang pendusta yang buta sebelah mata. Ketahuilah bahawa Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah mata dan di antara kedua matanya tertulis "kaaf", "faa", "raa"

Dari Anas bin Malik r.a., Rasulullah SAW telah bersabda: 
"Tiada suatu negeri pun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorong pun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir di luar Madinah, lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah SWT akan mengeluarkan akan setiap orang kafir dan munafik".
(Hadis Riwayat Muslim dan Bukhari)
 
Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda: 
“Bumi yang paling baik adalah Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal nanti ia dikawal oleh malaikat. Dajjal tidak sanggup memasuki Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal (di luar Madinah), kota Madinah bergegar tiga kali. Orang-orang munafik yang ada di Madinah (lelaki atau perempuan) bagaikan cacing kepanasan kemudian mereka keluar meninggalkan Madinah. Kaum wanita adalah yang paling banyak lari ketika itu. Itulah yang dikatakan hari pembersihan. Madinah membersihkan kotorannya seperti tukang besi membersihkan karat-karat besi".
  Dari Abdullah ibn Shafeeq, daripada Muhjin ibn Adraa, Rasulullah SAW bersabda kepada orang ramai;
"Hari Pembebasan, Hari pembebasan, Hari Pembebasan!" dan mengulanginya tiga kali.

Baginda SAW ditanya oleh seorang sahabat,
"Apakah Hari Pembebasan?"

Baginda SAW menjawab:
"Dajjal (penipu pada akhir zaman), Dajjal akan datang, memanjat dan menetap di atas Jabal Habshi, melihat ke arah Madinah dan bertanya kepada para pengikutnya; Adakah anda melihat Istana Putih itu? itu lah Masjid Muhammad. Kemudian Dajjal akan cuba mendekati kota Madinah dan mencari jalan di setiap sudut tetapi malaikat menghalalangnya dengan pedang dan Dajjal akan sampai ke tanah lapang Al Jurf dan membuat kem. Madinah akan bergegar sebanyak 3 kali dan akan ada orang munafik lelaki atau wanita keluar untuk menyertai Dajjal, ini adalah hari pembersihan"

(Hadis Sahih Shawahid oleh Sheikh Mustafa al 'Adawi dalam Sahih al Musnad, Hadis al Fitan (Jilid: 1991, m/s: 496)
Adakah kita telah siap sedia berhadapan dengan al Masih ad Dajjal? Segala kelengkapan untuk Dajjal telah dipersiapkan oleh pengikutnya dan terbukti berdasarkan hadis-hadis berkaitan..
Akan tetapi harus diingat bahawa Dajjal tidak akan datang kepada setiap orang manusia dan di setiap penjuru muka bumi ini dengan memperlihatkan dirinya yang 'bermata satu' (luaran) untuk membuktikan dan juga menyesatkan manusia tetapi cukup sekadar menciptakan satu sistem kehidupan yang mana manusia diperhambahkan dalam pelbagai aspek duniawi yang sibuk, penuh nikmat, keselesaan, tidak bertuhan dan jauh dari pegangan mahu pun petunjuk al Quran dan as Sunnah agar umat Islam sentiasa lalai dan menjauhkan diri dari beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sehinggakan dalam diam ia membutakan 'mata hati' di dalam diri kita, ini lah sebahagian fitnah al Masih ad Dajjal..

MASJID QISAS (MASJID PEMBALASAN) TEMPAT DIMANA HUKUMUM HUDUD DIJALAKAN (PANCUNG, POTONG TANGAN & KAKI )

Semasa saya membuat ibadat umrah pada 29 Jan 2014 yang lalu saya berpeluang singgah di masjid Qisas di jedah. Masjid Qisas atau Masjid Syeikh Ibrahim Al-Juffali.Masjid ini tidak ada keistimewaan sama sperti masjid-masjid biasa, cuma disinilah segala hukuman Hudud dilaksanakan selepas selesai solat Jumaat setiap hari. Nama seorang saudagar Arab terkenal yang membangun masjid tersebut. Berada Di Jeddah Kata qisas bererti pembalasan. terhadap pelaku perbuatan menyakitkan, bahkan mengakibatkan kematian terhadap seseorang. Pelaksanaan qishash, umumnya terkait dengan hukuman fisik, berupa pemotongan tangan, kaki atau hukuman mati.
Masjid itu disebut masjid qishash, karena di bagian lingkungan  bangunan masjid itu digunakan untuk mengqishash bagi orang yang melakukan kesalahan. Tempat qishah itu menyerupai lapangan olah raga, berukuran  cukup luas, di tengah-tengahnya digunakan untuk memancung orang. Di bagian tengah lapangan itu dibuat sedemikian rupa, sehingga tatkala seseorang dipancung, darahnya bisa langsung mengalir ke tempat tertentu.  Pelaksanaan hukuman pancung, selalu disaksikan  oleh banyak orang. Dan, memang begitulah seharusnya dilakukan.
Mungkin kita beranggapan hukum Qishaash itu kejam/sadis. Memang kejam/sadis bagi pembunuh/pemerkosa. Jadi jika tidak ingin kena hukum Qishaash, caranya gampang. Jangan membunuh dan jangan memperkosa. Jadi hidup lebih aman. Orang-orang yang tidak berdosa terhindar dari kekejaman para pembunuh dan pemerkosa
Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” [Al Baqarah 179]
DISINILAH HUKUMAN PANCUNG DAN POTONG T ANGAN DIJALANKAN

Qishash biasanya dilaksanakan setelah selesai shalat Jum’at. Kegiatan itu diumumkan sebelumnya, agar disaksikan oleh banyak orang. Tidak sebagaimana hukuman mati di Indonesia,  dilaksanakan  secara rahasia, pada tengah malam misalnya, oleh regu tembak. Di tempat itu, hanya beberapa orang  yang berkepentingan saja yang dihadirkan, misalnya petugas rohaniawan dan juga dokter yang memeriksa. Hukuman qishash harus memiliki makna pendidikan bagi orang lain. Yaitu, agar orang  tidak melakukan kesalahan serupa, sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang diqishash itu.
Oleh karena qishash di negara itu sudah biasa dilakukan, maka  respon masyarakat tidak sebagaimana terjadi di Indonesia. Setelah kasus diadili lewat pengadilan, terbukti salah, dan keluarga korban tidak mau memberikan pengampunan, maka eksekusi harus dijalankan. Lebih dari itu, bahwa  qishash juga mengandung makna spiritual, terkait dengan keimanan. Qishash harus dijalankan sebagai wujud ketaatan terhadap agamanya. Dengan diqishash maka tanggung jawab atas kesalahan di dunia menjadi terhapus. Oleh karena itu, dalam suatu  kisah di zaman Nabi, seseorang yang menyadari telah melakukan dosa atau kesalahan,  yang bersangkutan malah meminta agar qishash pada dirinya segera dilaksanakan.

SOLAT-SOLAT SUNAT YANG BOLEH DILAKUKAN SEMASA WAKTU TERLUANG SEMENTEARA MENUNGGU WAKTU SOLAT (MASJIDIL HARAM)

Solat Sunat Tahiyatul Masjid ialah solat sunat mu’akkad ‘selamat datang’ bagi menghormati masjid yang dilakukan sebanyak dua rakaat sebaik sahaja memasuki masjid, iaitu sebelum seseorang itu duduk atau melakukan sesuatu yang lain.
.
  Sabda Rasulullah SAW: “Apabila salah seorang di antara kamu mendatangi/memasuki masjid, maka janganlah duduk sebelum mengerjakan solat dua rakaat.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Muslim)
Tetapi dimasjidil haram lebih baik kita lakukan Tawaf Sunat disebabkan dimasjidil haram sahaja yang kita boleh lakukan tawaf sunat.

Solat Sunat Rawatib
Rawatib berasal daripada perkataan ‘raatibyang bermaksud berterusan. Oleh kerana itu Solat Sunat Rawatib dilakukan beriringan secara berterusan sebelum dan selepas solat fardhu lima waktu.
Solat Sunat Rawatib biasa juga disebut solat sunat Qabliyyah (sebelum) dan sunat Ba’diyyah (selepas). Ia merupakan pendamping atau pelengkap bagi solat wajib yang bertujuannya untuk mencari keredaan Allah di samping menampung sebarang kekurangan ketika melakukan solat fardhu.
.
Selepas azan Zuhur dianjur mengerjakan solat Qabliyyah dua rakaat. Apabila cukup waktu kerjakanlah dua rakaat lagi. Setelah selesai solat fardhu Zuhur, kerjakanlah solat Ba’diyyah dua rakaat pula, bila ada masa tambahkanlah dua rakaat lagi.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa yang tetap mengerjakan solat sunat sebelum dan selepas Zuhur sebanyak 4 rakaat maka Allah akan mengharamkan dirinya dari api neraka” (H.R. Abu Daud & Tirmidzi)
Ibnu Umar meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda; “Semoga Allah merahmati orang yang solat sunat Zuhur empat rakaat.” (Hadis riwayat Ahmad dan At-Tirmizi r.a.)
Pada Solat Sunat Rawatib sebelum Asar (Qabliyyah) adalah dua hingga empat rakaat manakala selepas Asar tidak ada rawatib Ba’diyyah.  Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa yang solat sunat sebelum Asar 4 rakaat maka Allah akan mengharamkan jasadnya dari api neraka” (H.R. At-Tabrani)
.
Selepas solat fardhu Maghrib kita boleh melakukan Solat Sunat Rawatib Ba’diyyah sebanyak dua rakaat dan solat Maghrib tidak ada Rawatib Qabliyah. Pada solat Isyak terdapat dua rakaat Solat Sunat Rawatib Qabliyyah dan dua rakaat Ba’diyyah. Adapun untuk solat Subuh, hanya ada dua rakaat sebelumnya (Qabliyyah), Solat Subuh tidak ada Solat Rawatib Ba’diyyah malah makruh solat selepas subuh.
.
Terdapat beberapa hadis yang menerangkan mengenai keutamaan Solat Sunat Rawatib. Jumlah yang mu’akkad (digalakkan) ialah 10 raka’at atau 12 raka’at, dalilnya:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ حَفِظْتُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ

 Dari Ibnu Umar bahawa; “Rasulullah SAW tidak meninggalkan solat (sunat) 10 rakaat iaitu 2 rakaat sebelum Zuhur, 2 rakaat sesudahnya Zohor, 2 rakaat selepas Maghrib, 2 rakaat seusai Isyak (juga di rumah) dan 2 rakaat sebelum solat Subuh.” (HR Bukhari-Muslim, Bukhari)
.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

 Dari Aisyah r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Sesiapa yang sentiasa (berterusan) mengerjakan  solat (sunat) 12 rakaat, Allah SWT akan membina rumah baginya di syurga, iaitu; 4 rakaat sebelum solat Zuhur dan 2 rakaat selepas Zuhur, serta 2 rakaat sesudah Maghrib, 2 rakaat  selepas Isyak dan 2 rakaat lagi sebelum solat Subuh.” (Hadis riwayat Turmizi r.a.)
.
.

Solat sunat Rawatib yang mu’akkad

  1. Solat 2 raka’at sebelum solat fardhu Subuh.
  2. Solat 2 raka’at sebelum solat fardhu Zuhur atau Juma’at.
  3. Solat 2 raka’at selepas solat fardhu Zuhur atau Juma’at.
  4. Solat 2 raka’at selepas solat fardhu Maghrib.
  5. Solat 2 raka’at selepas solat fardhu Isyak
.

Apabila ada kekuatan dan kelapangan lakukanlah 12 raka’at Solat sunat rawatib yang sudah tentunya lengkap dan sempurna. Jika kesibukan, cukuplah lakukan 10 raka’at sahaja.
.
.
CARA MENGERJAKAN SOLAT SUNAT RAWATIB
1. Cara mengerjakan Solat Sunat Rawatib ini sama seperti dengan cara mengerjakan solat Subuh, hanya niatnya yang berbeza. Solat Sunat Rawatib Zuhur, berniat mengerjakan solat sunat rawatib Qabliyyah atau Ba’diyyah dan dikerjakan dengan cara individu (Munfarid, tidak berjamaah).
.
2.  Niat Solat Rawatib:
a.  Solat Sunat Rawatib Qabliyyah (sebelum)
Daku menunaikan solat sunat sebelum (Zuhur / Asar / Isyak / Subuh) dua raka’at, kerana Allah Ta’ala.
.
b.  Solat Sunat Rawatib Ba’diyyah (selepas).
Daku menunaikan solat sunat selepas (Zuhur / Maghrib / Isyak) dua raka’at, kerana Allah Ta’ala.
.
3.  Antara surah-surah yang dianjurkan ulama ialah:
Rakaat 1:  Surah al-Kafirun
Rakaat 2:  Al-Ikhlas
.

Peringatan:

  • Semasa melakukan takbiratul ihram solat sunat Rawatib, wajib diniatkan sama ada solat itu Qabliyyah atau pun Ba;diyyah.
  • Solat sunat sebelum fardhu Subuh dan sebelum fardhu Asar tidak perlu disebut atau diniatkan Qabliyyah.
  • Solat-solat sunat Rawatib ini tidak dituntut berjama’ah.
  • Solat-solat sunat Rawatib lebih utama dikerjakan di rumah.
  • Jika lebih 2 raka’at, lakukan tiap-tiap 2 raka’at satu salam.
.
.

Qada solat Rawatib

Nabi Muhammad SAW sangat mementingkan dan menjaga solat-solat sunat, terutama yang mu’akkad.  Rasulullah SAW bersabda; “Dua rakaat sunat Subuh, lebih aku sukai daripada seisi dunia.” (Hadis riwayat Muslim)
Masuknya waktu solat sunat qabliyyah adalah ketika masuknya waktu solat tersebut dan ianya berakhir setelah masuknya waktu solat selepasnya. Apabila Rasulullah SAW tidak dapat melakukan pada waktunya, Baginda SAW pasti akan mengqadakan solat tersebut pada waktu berikutnya.

Solat Awwabin ialah solat sunat muakkad (sangat dituntut) yang dilakukan selepas solat fardhu Maghrib dan solat sunat Ba’adiah Maghrib. Solat sunat Awwabin ini dikerjakan sebanyak 2, 4 atau 6 rakaat bahkan boleh juga dilakukan sehingga 20 rakaat sepuluh salam.
Solat sunat tambahan ini sebagai amal ibadat sementara menanti waktu Isyak, ianya lebih baik dari duduk berbual kosong atau tidur, terutama jika tiada majlis ilmu. Boleh juga dilakukan di rumah jika berhalangan untuk solat jamaah di masjid.
Lakukanlah ia selalu agar Allah SWT. merahmati kita dengan memelihara keteguhan dan nikmat keimanan yang berterusan serta menghapuskan dosa-dosa kita.
.

Fadhilat Solat Awwabin

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ لَمْ يَتَكَلَّمْ فِيمَا بَيْنَهُنَّ بِسُوءٍ عُدِلْنَ لَهُ بِعِبَادَةِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً

 Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW telah bersabda ; “Sesiapa yang bersembahyang enam rakaat sesudah Maghrib tiada diselang antaranya dengan sesuatu bicara nescaya samalah pahalanya dengan ibadat duabelas tahun.” (Riwayat Ibnu Majah, Ibn Khuzaimah dan At-Turmuzi.)
.
.

Doa Sebelum Solat Awwabin

Sebelum melakukan solat Awwabin, disunatkan membaca doa masyhur berikut:
 
.
.

CARA MELAKSANAKANNYA SOLAT-SOLAT SUNAT AWWABIN:

.
1.  Solat Sunat agar ditetapkan iman dan solat Awwabin
a.  Lafaz niat solat sunat Awwabin:
 
Daku solat sunat memelihara iman dan Awwabin dua rakaat, kerana Allah Ta’ala.
.
b.  Selepas membaca Al-Fatihah, bacalah pada kedua-dua rakaat surah-surah berikut:
1. Surah al-Qadr    1 kali
2. Surah al-Ikhlas   6 kali
3. Surah al-Falaq   1 kali
4. Surah al-Naas    1 kali
.
c.  Dalam sujud terakhir iaitu selepas membaca tasbih sujud, bacalah doa berikut:
Ya Allah! Penuhkanlah daku dengan iman dan peliharalah ia di sepanjang hidupku, ketika kembaliku dan selepas matiku. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu!
.
d.  Baca lafaz berikut selepas memberi salam:
Maha Suci Allah dan segala pujian bagi Allah, dan tiada Tuhan melainkan Allah, dan Allah Maha Besar.
.
.
2.  Solat Sunat Awwabin
a.  Lafaz niat solat sunat Awwabin:
Daku Solat Sunat Awwabin dua rakaat, kerana Allah Ta’ala.
.
b.  Selepas membaca al-Fatihah pada rakaat yang pertama, bacalah surah al-Kafirun dan pada rakaat kedua selepas al-Fatihah bacalah surah al-Ikhlas.
.
.
3.  Solat Sunat solat Awwabin serta Istikharah
a.  Lafaz niat solat sunat Awwabin serta Istikharah:
Daku bersolat Sunat Awwabin serta Istikharah dua rakaat, kerana Allah Ta’ala.
.
b.  Selepas Al-Fatihah, bacaan surahnya ialah seperti berikut:
Rakaat pertama, bacalah Al-Kafirun
Rakaat ke-dua, dibacakan Al-Ikhlas
Atau;
Rakaat pertama, bacalah Al-Ghasyiah, ayat 68 – 70
Rakaat ke-dua, dibacakan Al-Ahzab, ayat 36 – 38)
.
c.  Selepas memberi salam, bacalah doa berikut:
Ya Allah! Pilihlah untukku mana yang ada padanya kebaikan dan keelokan dalam urusan agamaku dan duniaku; Dengan Rahmat-Mu, wahai yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang!