Tawaf adalah mengelilingi ka'bah di dalam Masjidil Haram sebanyak 7 kali putaran disertai dengan niat (niat tawaf semata-mata) Tawaf Umrah atau Haji.
Seperti yang dimaklum,
Tawaf ialah kunci utama dalam ibadah Umrah.
Jika Tawaf tidak sah, maka saie juga jadi tidak sah, bergunting juga
tidak sah dan dibimbangi akan dikenakan Dam bergantung kepada berapa
jenis kesalahan yang dilakukan.
Semasa memulakan Tawaf dan berjalan ke hadapan, pastikan setiap saat
sepanjang Tawaf dari mula hingga selesai, bahu kiri kita bersetentang
dengan Kaabah. Tetapi jangan pula berjalan seperti orang sedang berkawad
demi nak memastikan bahu kiri kita bersetentang dengan Kaabah.
Seandainya bahu kiri kita teralih (mungkin disebabkan jemaah lain
melanggar kita sehingga terpesong bahu) maka kita kena ulang semula
Tawaf yang berkenaan di tempat di mana bahu kiri kita mula teralih arah.
Maknanya kita undur ke belakang sedikit dan mulakan tawaf kita di
tempat berlaku kejadian tersebut. Andainya tidak boleh undur ke belakang
disebabkan kawasan Tawaf terlalu sesak, maka anggap sahaja pusingan
Tawaf berkenaan batal dan kita ulang semula Pusingan Tawaf yang
berkenaan.
Begitu juga semasa Tawaf, kita tidak boleh menyentuh mana-mana bahagian
Kaabah seperti Kain Kelambu Kaabah. Begitu juga kita tidak boleh sentuh
Hijir Ismail kerana ianya sebahagian dari Kaabah.
Tawaf mesti bermula dari salah satu penjuru Hajar Aswad. Jika nak mudah,
kita boleh lihat LAMPU HIJAU yang berada di bahagian atas penjuru
Masjid yang menghadap Kaabah. Ramai jemaah yang menjadikan Lampu Hijau
sebagai penanda tempat bermula dan berakhirnya Tawaf
Doa pusingan pertama.
Subhaanallaahi walhamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru
walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi
wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa rasuulillaahi shallallaahu ‘alaihi
wasallama. Allaahumma iimaanan bika watashdiiqan bikitaabika wawafaa-an
bi’ahdika wattibaa’an lisunnati nabiyyika Muhammadin shallallaahu
‘alaihi wasallama. Allaahumma innii as-alukal ‘afwa wal-‘aafiyata
wal-mu’aafaatud daa-imata fid-diini wad-dunyaa wal-aakhirata wal-fauza
bil-jannati wan-najaata minan naar.
Artinya:
“Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah,
Allah Maha Besar. Tiada daya (untuk memperoleh manfaat) dan tiada
kemampuan (untuk menolak bahaya) kecuali dengan pertolongan Allah Yang
Maha Mulia dan Maha Agung. Shalawat dan salam bagi Rasulullah SAW. Ya
Allah, aku thawaf ini karena beriman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu dan
memenuhi janji-Mu dan mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad SAW. Ya Allah,
sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ampunan, kesehatan dan perlindungan
yang kekal dalam menjalankan agama, di dunia dan di akhirat dan
beruntung memperoleh surga dan terhindar dari siksa neraka.”
Pada setiap kali sampai di rukun Yamani mengusap atau bila tidak mungkin mengangkat tangan tanpa dikecup sambil mengucapkan:

Bismillaahi allaahu akbar.
Artinya: “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar.”
Diantara Rukun Yamai dan Hajar Aswad membaca

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wafil-aakhirati hasanatan waqinaa ‘adzaaban naar.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa neraka.”
Dapat ditambah:

Wa adkhilnal jannata ma’al abraari. Yaa ‘aziizu yaa ghaffaru yaa rabbal ‘aalamiina.
Artinya: “Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang
berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan
yang menguasai seluruh alam.”
Doa pusingan kedua.
Allaahumma inna haadzal baita baituka wal-harama haramuka wal-amna
amnuka wal-‘abda ‘abduka wa ana ‘abduka wabnu ‘abdika wahaadzaa maqaamul
‘aa-idzi bika minan naari faharrim luhuumanaa wabasyaratanaa ‘alan
naari. Allaahumma habbib ilainal iimaana wazayyinhu fii quluubinaa
wakarrih ilainal kufra wal-fusuuqa wal-‘ishyaana waj’alnaa minar
raasyidiina. Allaahumma qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu ‘ibaadaka,
Allaahummarzuqnil jannata bighairi hisaabin.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Bait ini rumah-Mu, tanah mulia ini
tanah-Mu, negeri aman ini negeri-Mu, hamba ini hamba-Mu anak dari
hamba-Mu, dan tempat ini adalah tempat orang berlindung pada-Mu dari
siksa neraka, maka haramkanlah daging dan kulit kami dari siksa neraka.
Ya Allah, cintakanlah kami pada iman dan biarkanlah ia menghias hati
kami, tanamkanlah kebencian pada diri kami pada perbuatan kufur, fasiq,
maksiat dan durhaka serta masukkanlah kami dalam golongan orang yang
mendapat petunjuk. Ya Allah, lindungilah aku dari azab-Mu di hari Engkau
kelak membangkitkan hamba-hamba-Mu. Ya Allah anugerahkanlah surga
kepadaku tanpa hisab.”
Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad membaca:

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wafil-aakhirati hasanatan waqinaa ‘adzaaban naar.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa neraka.”
Dapat ditambah:

Wa adkhilnal jannata ma’al abraari. Yaa ‘aziizu yaa ghaffaru yaa rabbal ‘aalamiina.
Artinya: “Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang
berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan
yang menguasai seluruh alam.”
Doa pusingan ketiga.

Allaahumma innii a’uudzu bika minasy syakki wasy-syirki wasy-syiqaaqi
wan-nifaaqi wasuu-il akhlaaqi wasuu-il manzhari wal-munqalabi fil-maali
wal-ahli wal-waladi. Allaahumma innaa nas-aluka ridhaaka wal-jannata
wana’uudzu bika min sakhathika wan-naari. Allaahumma innii a’uudzu bika
min fitnatil qabri wa a’uudzu bika min fitnatil mahyaa wal-mamaati.
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keraguan, syirik,
percekcokan, kemunafikan, buruk budi pekerti dan penampilan dan
kepulangan yang jelek dalam hubungan dengan harta benda, keluarga dan
anak-anak. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu keridhaan-Mu dan
surga. Dan aku berlindung pada-Mu daripada murka-Mu dan siksa neraka. Ya
Allah, aku berlindung pada-Mu dari fitnah kubur, dan aku berlindung
pada-Mu dari fitnah kehidupan dan derita kematian.”
Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad membaca:

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wafil-aakhirati hasanatan waqinaa ‘adzaaban naar.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa neraka.”
Dapat ditambah:

Wa adkhilnal jannata ma’al abraari. Yaa ‘aziizu yaa ghaffaru yaa rabbal ‘aalamiina.
Artinya: “Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang
berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan
yang menguasai seluruh alam.”
Doa Pusingan ke empat.

Allaahummaj’alhu hajjan mabruuran wasa’yan masykuuran wadzanban
maghfuuran wa’amalan shaalihan maqbuulan watijaaratan lan tabuura. Yaa
‘aalimu maa fish-shuduuri akhrijnii ya Allaahu minazh zhulumaati ilan
nuuri.Allaahumma innii as-aluka muujibaati rahmatika wa ‘azaa-ima
maghfiratika was-salaamata min kulli itsmin wal-ghaniimata min kulli
birrin wal-fauza biljannati wan-najaata minan naari. Rabbi qanni’nii
bimaa razaqtanii wabaarik lii fiimaa a’thaitanii wakhluf ‘alayya kulla
ghaaibatin lii minka bikhairin.
Artinya: “Ya Allah, karuniakanlah haji yang mabrur, sa’i yang diterima,
dosa yang diampuni, amal yang saleh, yang diterima dan usaha yang tidak
akan mengalami rugi. Wahai Tuhan Yang Maha Mengetahui apa-apa yang
terkandung dalam hati sanubari. Keluarkanlah aku dari kegelapan ke
cahaya yang terang benderang. Ya Allah aku mohon kepada-Mu segala hal
yang mendatangkan rahmat-Mu dan keteguhan ampunan-Mu, selamat dari
segala dosa dan beruntung dengan mendapat berbagai kebaikan,beruntung
memperoleh surga, terhindar dari siksa neraka. Tuhanku, puaskanlah aku
dengan anugerah yang telah Engkau berikan, berkatilah untukku atas semua
yang Engkau anugerahkan kepadaku dan gantilah apa-apa yang ghaib dari
pandanganku dengan kebajikan darimu.”

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wafil-aakhirati hasanatan waqinaa ‘adzaaban naar.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa neraka.”
Dapat ditambah:

Wa adkhilnal jannata ma’al abraari. Yaa ‘aziizu yaa ghaffaru yaa rabbal ‘aalamiina.
Artinya: “Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang
berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan
yang menguasai seluruh alam.”
Doa pusingan ke lima.
Allaahumma azhillanii tahta zhilli ‘arsyika yauma laa zhilla illaa
zhilluka walaa baaqiya illaa wajhuka wa asqinii min haudhi nabiyyika
Muhammadin shallallaahu ‘alaihi wasallama syurbatan hanii’atan
marii-atan marii-atan laa azhma’u ba’dahaa abadaa. Allaahumma innii
as-aluka min khairi maa sa-alaka minhu nabiyyuka Muhammadin shallallaahu
‘alaihi wasallama wa-a’uudzu bika min syarri masta’aadzaka minhu
nabiyyuka Muhammadin shallallaahu ‘alaihi wasallama. Allaahumma innii
as-alukal jannata wana’iimahaa wamaa yuqarribunii ilaihaa min qaulin au
fi’lin au ‘amalin wa-a’uudzu bika minan naari wamaa yuqarribunii ilaihaa
min qaulin au fi’lin au ‘amalin.
Artinya: “Ya Allah, lindungilah aku di bawah naungan singgasana-Mu pada
hari yang tidak ada naungan selain naungan-Mu, dan tidak ada yang kekal
kecuali Zat-Mu, dan berilah aku minuman dari telaga Nabi Muhammad SAW
dengan suatu minuman yang lezat, segar dan nyaman, sesudah itu aku tidak
akan haus untuk selamanya. Ya Allah, aku mohon pada-Mu kebaikan yang
dimohonkan oleh nabi-Mu Muhammad SAW dan aku berlindung pada-Mu dari
kejahatan yang dimintakan perlindungan oleh Nabi-Mu Muhammad SAW. Ya
Allah, aku mohon pada-Mu surga serta nikmatnya dan apapun yang dapat
mendekatkan aku kepadanya baik ucapan, maupun amal perbuatan dan aku
berlindung pada-Mu dari neraka serta apapun yang mendekatkan aku
kepadanya baik ucapan ataupun amal perbuatan.”
Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad membaca:

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wafil-aakhirati hasanatan waqinaa ‘adzaaban naar.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa neraka.”
Dapat ditambah:

Wa adkhilnal jannata ma’al abraari. Yaa ‘aziizu yaa ghaffaru yaa rabbal ‘aalamiina.
Artinya: “Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang
berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan
yang menguasai seluruh alam.”
Doa Pusingan Ke enam.

Allahumma inna laka ‘alayya huquuqan katsiirata fiimaa bainii wabainaka
wahuquuqan katsiiratan fiimaa baitii wabaina khalqika. Allaahumma maa
kaana laka minhaa faghfirhu lii wamaa kaana likhalqika fatahammalhu
‘annii wa aghninii bihalaalika ‘an haraamika wa bithaa’atika ‘an
ma’shiyatika wabifadhlika ‘amman siwaaka yaa waasi’al maghfirah.
Allaahumma inna baitaka ‘azhiimun wawajhaka kariimun wa anta yaa Allaahu
haliimun kariimun ‘azhiimun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mempunyai hak kepadaku banyak
sekali dalam hubunganku dengan Engkau. Dan Engkau juga mempunyai hak
banyak sekali dalam hubunganku dengan makhluk-Mu. Ya Allah, apa yang
menjadi hak-Mu kepadaku, maka ampunilah diriku. Dan apa saja yang
menjadi hak-Mu kepada makhluk-Mu maka tanggunglah dariku, cukupkanlah
aku dengan rizki-Mu yang halal, terhindar daripada yang haram, dengan
taat kepada-Mu terhindar dari kemaksiatan, dan dengan anugerah-Mu
terhindar daripada mengharapkan dari orang lain selain dari pada-Mu,
wahai Tuhan Yang Maha pengampun. Ya Allah, sesungguhnya rumah-Mu
(Baitullah) ini agung. Zat-Mu pun mulia, Engkau Maha penyabar, maha
Pemurah, Maha Agung yang sangat suka memberi ampun, maka ampunilah aku.”
Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad membaca:

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wafil-aakhirati hasanatan waqinaa ‘adzaaban naar.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa neraka.”
Dapat ditambah:

Wa adkhilnal jannata ma’al abraari. Yaa ‘aziizu yaa ghaffaru yaa rabbal ‘aalamiina.
Artinya: “Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang
berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan
yang menguasai seluruh alam.”
Doa Pusingan ke tujuh.

Allaahumma innii iimaanan kaamilan wayaqiinan shaadiqan warizqan
waasi’an waqalban khaasyi’an walisaanan dzaakiran wahalalan thayyiban
wataubatan nashuuhan wataubatan qablal mauti waraahatan ‘indal mauti
wamaghfiratan warahmatan ba’dal mauti wal-‘afqi ‘indal hisaabi wal-fauza
bil-jannti wan-najaata minan naari birahmatika yaa ‘aziizu yaa
ghaffaaru. Rabbi zidnii ‘ilman wa-alhiqnii bish-shaalihiina.
Artinya: “Ya Allah, aku mohon pada-Mu iman yang sempurna, keyakinan yang
benar, rizki yang luas, hati yang khusyu’, lidah yang selalu berdzikir
(menyebut nama Allah), rizki yang halal dan baik, taubat yang diterima
dan taubat sebelum mati, keampunan dan rahmat sesudah mati, keampunan
ketika dihisab, keberuntungan memperoleh surga dan terhindar dari neraka
dengan rahmat kasih saying-Mu, wahai Tuhan Yamg maha Perkasa, Yang Maha
Pengampun. Tuhanku, berilah aku tambahan ilmu pengetahuan dan
gabungkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh.”
Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad membaca:

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wafil-aakhirati hasanatan waqinaa ‘adzaaban naar.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa neraka.”
Dapat ditambah:

Wa adkhilnal jannata ma’al abraari. Yaa ‘aziizu yaa ghaffaru yaa rabbal ‘aalamiina.
Artinya: “Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang
berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun dan Tuhan
yang menguasai seluruh alam.”
Doa setelah selesai tawaf tujuh pusingan.
Setelah selesai 7 kali putaran bergeser sedikit ke kanan dari arah sudut
Hajar Aswad menghadap bagian dining Ka’bah yang disebut Multazam, dan
berdoa sesuai harapannya/keinginannya dengan bahasa apapun.
Salah satu doa yang dianjurkan adalah sebagai berikut

Allaahumma yaa rabbal baitil ‘atiiqi a’tiq riqaabanaa wariqaaba
aabaa-inaa wa ummahaatinaa wa ikhwaaninaa wa aulaadinaa minan naari yaa
dzal juudi wal-karami wal-fadhli wal-manni wal-‘athaa-i wal-ihsaani.
Allaahumma ahsin ‘aaqibatanaa fil-umuuri kullihaa wa ajirnaa min kizyid
dunyaa wa ‘adzaabil aakhirati. Allaahumma innii ‘abduka wabnu ‘abdika
waaqifun tahta baabika multazimun bi-a’taabika mutadzallilun baina
yadaika arjuu rahmataka wa-akhsyaa ‘adzaabaka yaa qadiimal ihsaan.
Allaahumma innii as-aluka an tarfa’a dzikrii watadha’a qiznii wa
tushliha amrii watuthahhira qalbii wa tunawwira lii fii qabrii wa
taghfira lii dzanbii wa-as-alukad darajaatil ‘ulaa minal jannati.
Artinya: “Ya Allah, yang memelihara Ka’bah ini, bebaskanlah diri kami,
bapak dan ibu kami, saudara-saudara dan anak-anak kami dari siksa
neraka, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, Dermawan dan Yang Mempunyai
keutamaan, kemuliaan, kelebihan, anugerah, pemberian dan kebaikan. Ya
Allah, perbaikilah kesudahan segenap urusan kami dan jauhkanlah dari
kehinaan dunia dan siksa di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku adalah
hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, tegak berdiri merapat di bawah pintu
Ka’bah-Mu menundukkan diri di hadapan-Mu sambil mengharapkan rahmat-Mu,
kasih saying-Mu, dan takut akan siksa-Mu. Wahai Tuhan pemilik kebaikan
abadi, aku mohon pada-Mu agar Engkau tinggikan namaku, hapuskan dosaku,
perbaiki segala urusanku, bersihkan hatiku berilah cahaya kelak dalam
kuburku. Ampunilah dosaku dan aku mohon pada-Mu martabat yang tinggi di
dalam surga.”
Solat Sunat Tawaf
Sebaik selesai melaksanakan Tawaf dan yakin kita mematuhi kesemua
syarat sah Tawaf, maka Sunat untuk kita melakukan Solat Sunat Tawaf.
Afdhalnya di belakang Makam Ibrahim, tetapi jika keadaan terlalu sesak
maka boleh sahaja Solat Sunat Tawaf itu dilakukan di mana-mana sahaja di
kawasan Masjid.
Jika kawasan di belakang Makam Ibrahim sesak dengan jemaah yang
sedang Tawaf, maka jangan pula kita Solat Sunat Tawaf di kawasan
berkenaan. Jangan kerana nak buat yang Sunat iaitu Solat di belakang
Makam Ibrahim, dalam masa yang sama kita melakukan perkara Haram iaitu
menghalang orang lain untuk melakukan Tawaf.
Kita juga disunatkan untuk meminum air Zam-zam sebaik selesai Tawaf.
Dan sebaiknya semasa meminum air Zam-zam kita berdoa di dalam hati
mengenai hajat yang kita nak pohon kepada Allah. Ketika iman sedang
memuncak itulah antara saat makbul doa. Mintalah apa sahaja permohonan
kepada Allah, mudah-mudahan Allah kabulkan.