Thursday 29 August 2013

Syarat-syarat Wajib Haji dan Umrah

Syarat-syarat wajib haji dan umrah itu adalah sama sahaja iaitu "
  • Islam
    - tidak wajib atas orang kafir dan murtad
  • Baligh
    - tidak wajib atas kanak-kanak tetapi sah hajinya dan tidak gugur wajibnya bila baligh
  • Berakal
    - tidak wajib atas orang gila dan jika dilakukan juga, tidak sah hajinya
  • Merdeka
    - Hamba abdi tidak diwajibkan, tetapi sah hajinya dan diberi pahala
  • Berkuasa / Kemampuan
    - Berhubung dengan berkuasa atau berkemampuan, ini ialah berdasarkan kepada Firman Allah S.W.T yang bermaksud:
" Dan menjadi kewajipanlah bagi manusia terhadap Allah untuk mengunjungi rumah itu bagi yang sanggup berjalan di antara mereka"
(Surah Ali Imran ayat 97)
Dalam masalah berkuasa atau berkemampuan untuk mengerjakan haji dan umrah ini adalah berkuasa kepada dua bahagian:-
a) Berkuasa atau berkemampuan dengan sendiri; dan
i) Berkuasa mengeluarkan belanja tambang dan segala perbelanjaan lain untuk melakukan pekerjaan haji dari mula hingga akhir.
ii) Mempunyai bekalan dan perbelanjaan yang cukup bagi saraan nafkah orang yang dibawah tanggungannya,
iii) Ada kenderaan pergi dan balik,
iv) Aman dalam perjalanan, yakni tidak ada marabahaya yang mengancam keselamatan diri dan harta. Ini termasuklah juga tidak ada penyakit yang membahayakan tubuh badan,
v) Sihat tubuh badan,
vi) Berkesempatan masa untuk mengerjakan haji dan umrah.
Sebagaimana Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:-
"Dari Anas r.a. katanya: Rasulullah s.a.w ditanya " Apakah yang dimaksudkan dengan "sabil"? Rasulullah s.a.w. menjawab: " Bekalan dan perjalanan"
Riwayat- Daruqutni 

b) Berkuasa dengan bantuan orang lain.
i) Orang yang mempunyai cukup syarat wajib haji, tetapi tidak dapat mengerjakan hajinya sendiri kerana keuzuran dan sakit yang tidak ada harapan akan sembuh, atau telah terlalu tua umurnya serta telah putus asa tidak dapat pergi sendiri menunaikan hajinya.

ii) Orang yang telah meninggal dunia yang berupaya semasa hidupnya, tetapi tidak mengerjakan haji, maka terhutanglah fardu haji atasnya sehingga warisnya atau orang yang menerima wasiatnya menunaikan hutang hajinya itu dengan upah atau secara sukarela.
Dalam masalah mengerjakan haji untuk orang lain atau upah haji ini, Rasulullah s.a.w yang bermaksud:
" Dari Laqit bin Amir r.a bahawa dia telah datang kepada Rasulullah s.a.w dan berkata: " Bahawa bapa saya seorang yang telah tua, tidak berdaya menunaikan haji dan umrah, dan tidak berkuasa mengikuti rombongan atau berjalan untuk mengerjakan haji atau umrah" Rasulullah s.a.w. bersabda : " Tunaikanlah haji untuk bapamu dan umrahnya sekali". 
Riwayat - Abu Daud dan Tarmizi 

SYARAT - SYARAT WAKIL ATAU ORANG MENGAMBIL UPAH HAJI
Syarat-syarat untuk menjadi wakil atau mengambil upah menunaikan haji orang lain ialah:-
  1. Orang itu telah pun menunaikan fardu haji untuk dirinya sendiri dengan sempurnanya, Sebagaimana Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:- "Dari Ibnu Abbas r.a bahawa Rasulullah s.a.w mendengar seorang lelaki berkata ketika mengerjakan haji: " Aku sahut seruan mengerjakan haji menggantikan Syubrumah". Lalu Rasulullah s.a.w. bertanya kepadanya: "Sudahkah engkau mengerjakan haji untuk diri engkau sendiri" ? Jawab lelaki itu, "Belum". Rasulullah s.a.w berkata kepadanya, kalau begitu hendaklah engkau kerjakan haji untuk diri engkau sendiri dahulu, kemudian engkau kerjakan haji untuk Syubrumah pula" (Riwayat-Abu Daud dan Ibnu Majah)

  2. Hendaklah melakukan fardu haji untuk seorang sahaja bagi satu musim haji.
  3. Mestilah berihram pada miqat orang yang dihajikan itu atau pada tempat yang sama jauhnya dengan miqat itu. Jika ditentukan kepadanya, maka hendaklah dia berihram pada sesuatu miqat yang ditentukan, jika tidak ditentukan, maka haruslah bagi orang yang mengambil upah itu berihram pada miqat yang dilaluinya. Bagi orang yang berada di Mekah yang mengambil upah haji, maka wajiblah dia keluar kepada miqat yang dihajikannya, atau boleh juga pada mana-mana miqat yang lebih hampir kepadanya. Jika dia berihram daripada miqatnya (di Mekah) nescaya berdosa dan wajib atasnya dam.

  4. Hendaklah seorang yang cukup mahir bagi mengerjakan ibadat haji itu dengan sempurnanya, seperti dia mengerjakan haji untuk dirinya sendiri.


Wednesday 28 August 2013

Pengertian Miqat



Seseorang yang hendak melaksanakan haji atau umrah diwajibkan atas dirinya untuk melakukan ihram dari miqat yang telah ditentukan.
Pengertian miqat itu sendiri adalah batas tempat dan waktu yang ditentukan bagi setiap Muslim yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah ketika hendak memulai ihramnya.
Miqat sendiri ditentukan berdasarkan tempat yang disebut Miqat Makani. Sementara Miqat yang berdasarkan pada waktu dinamakan Miqat Zamani.
Miqat Makani
Bagi Muslim yang tinggal di Makkah, rumah mereka adalah tempat untuk ihram haji. Sementara untuk umrah, ihramnya harus keluar dari tanah Haram Makkah, dan sebaik-baiknya tempat ialah di Ji’ranah, Tan’eim, atau Hudaibiyah. Namun, bagi mereka yang tinggal di luar Makkah, ada lima tempat untuk memulai ihram, di antaranya sebagai berikut:
1. Miqat Juhfah
Juhfah merupakan desa tua yang sering dilewati para pendatang dari Syam menuju Makkah. Juhfah inilah yang menjadi Miqat bagi penduduk Mesir, Syam, dan siapa saja yang melewatinya.
2. Miqat Qarnul Manazil
Qarnul manazil adalah miqat bagi penduduk Thaif dan orang-orang yang melewatinya. Tempat ihramnya di Gunung Musyrif di Arafah.
3. Miqat Yalamlam
Yamlamlam adalah Miqat bagi Penduduk Yaman. Yamlamlam ini merupakan nama sebuah bukit di pegunungan Tihamah.
4. Miqat Hulaifah/Bir’ Ali
Zul Hulaifah adalah miqat bagi penduduk Madinah. Tempat air minum Bani Jasyum yang sekarang dikenal dengan nama Bir Ali. Miqat ini merupakan tempat yang paling jauh jaraknya dari Kota Makkah.
5.Miqat Dzatu Irqin
Dzatu Irqin adalah miqat yang ditentukan berdasarkan kesepakatan para ulama. Miqat ini tidak disebut dalam hadist Rasulullah SAW. Miqat ini merupakan tempat yang dilewati oleh orang-orang di bagian negeri Irak.
Miqat Zamani
1. Waktu pelaksanaan haji, para ulama sepakat bahwa miqat diawali pada bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu ketika ibadah haji dilaksanakan.
2. Waktu pelaksanan umroh, Miqat Zamani dapat diawali pada sepanjang tahun.
Semua Miqat Makani ditetapkan langsung oleh Rasulullah, kecuali Miqat Dzatu Irqin. Sementara Miqat Zamani tercantum dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 189: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah itu adalah (petunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah yang dari atasnya, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
- See more at: http://www.jurnalhaji.com/rukun-haji/tempat-miqat-saat-haji-dan-umrah/#sthash.6x257Bvz.dpuf
Seseorang yang hendak melaksanakan haji atau umrah diwajibkan atas dirinya untuk melakukan ihram dari miqat yang telah ditentukan.
Pengertian miqat itu sendiri adalah batas tempat dan waktu yang ditentukan bagi setiap Muslim yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah ketika hendak memulai ihramnya.
Miqat sendiri ditentukan berdasarkan tempat yang disebut Miqat Makani. Sementara Miqat yang berdasarkan pada waktu dinamakan Miqat Zamani.
Miqat Makani
Bagi Muslim yang tinggal di Makkah, rumah mereka adalah tempat untuk ihram haji. Sementara untuk umrah, ihramnya harus keluar dari tanah Haram Makkah, dan sebaik-baiknya tempat ialah di Ji’ranah, Tan’eim, atau Hudaibiyah. Namun, bagi mereka yang tinggal di luar Makkah, ada lima tempat untuk memulai ihram, di antaranya sebagai berikut:
1. Miqat Juhfah
Juhfah merupakan desa tua yang sering dilewati para pendatang dari Syam menuju Makkah. Juhfah inilah yang menjadi Miqat bagi penduduk Mesir, Syam, dan siapa saja yang melewatinya.
2. Miqat Qarnul Manazil
Qarnul manazil adalah miqat bagi penduduk Thaif dan orang-orang yang melewatinya. Tempat ihramnya di Gunung Musyrif di Arafah.
3. Miqat Yalamlam
Yamlamlam adalah Miqat bagi Penduduk Yaman. Yamlamlam ini merupakan nama sebuah bukit di pegunungan Tihamah.
4. Miqat Hulaifah/Bir’ Ali
Zul Hulaifah adalah miqat bagi penduduk Madinah. Tempat air minum Bani Jasyum yang sekarang dikenal dengan nama Bir Ali. Miqat ini merupakan tempat yang paling jauh jaraknya dari Kota Makkah.
5.Miqat Dzatu Irqin
Dzatu Irqin adalah miqat yang ditentukan berdasarkan kesepakatan para ulama. Miqat ini tidak disebut dalam hadist Rasulullah SAW. Miqat ini merupakan tempat yang dilewati oleh orang-orang di bagian negeri Irak.
Miqat Zamani
1. Waktu pelaksanaan haji, para ulama sepakat bahwa miqat diawali pada bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu ketika ibadah haji dilaksanakan.
2. Waktu pelaksanan umroh, Miqat Zamani dapat diawali pada sepanjang tahun.
Semua Miqat Makani ditetapkan langsung oleh Rasulullah, kecuali Miqat Dzatu Irqin. Sementara Miqat Zamani tercantum dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 189: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah itu adalah (petunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah yang dari atasnya, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
- See more at: http://www.jurnalhaji.com/rukun-haji/tempat-miqat-saat-haji-dan-umrah/#sthash.6x257Bvz.dpuf
Seseorang yang hendak melaksanakan haji atau umrah diwajibkan atas dirinya untuk melakukan ihram dari miqat yang telah ditentukan.
Pengertian miqat itu sendiri adalah batas tempat dan waktu yang ditentukan bagi setiap Muslim yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah ketika hendak memulai ihramnya.
Miqat sendiri ditentukan berdasarkan tempat yang disebut Miqat Makani. Sementara Miqat yang berdasarkan pada waktu dinamakan Miqat Zamani.
Miqat Makani
Bagi Muslim yang tinggal di Makkah, rumah mereka adalah tempat untuk ihram haji. Sementara untuk umrah, ihramnya harus keluar dari tanah Haram Makkah, dan sebaik-baiknya tempat ialah di Ji’ranah, Tan’eim, atau Hudaibiyah. Namun, bagi mereka yang tinggal di luar Makkah, ada lima tempat untuk memulai ihram, di antaranya sebagai berikut:
1. Miqat Juhfah
Juhfah merupakan desa tua yang sering dilewati para pendatang dari Syam menuju Makkah. Juhfah inilah yang menjadi Miqat bagi penduduk Mesir, Syam, dan siapa saja yang melewatinya.
2. Miqat Qarnul Manazil
Qarnul manazil adalah miqat bagi penduduk Thaif dan orang-orang yang melewatinya. Tempat ihramnya di Gunung Musyrif di Arafah.
3. Miqat Yalamlam
Yamlamlam adalah Miqat bagi Penduduk Yaman. Yamlamlam ini merupakan nama sebuah bukit di pegunungan Tihamah.
4. Miqat Hulaifah/Bir’ Ali
Zul Hulaifah adalah miqat bagi penduduk Madinah. Tempat air minum Bani Jasyum yang sekarang dikenal dengan nama Bir Ali. Miqat ini merupakan tempat yang paling jauh jaraknya dari Kota Makkah.
5.Miqat Dzatu Irqin
Dzatu Irqin adalah miqat yang ditentukan berdasarkan kesepakatan para ulama. Miqat ini tidak disebut dalam hadist Rasulullah SAW. Miqat ini merupakan tempat yang dilewati oleh orang-orang di bagian negeri Irak.
Miqat Zamani
1. Waktu pelaksanaan haji, para ulama sepakat bahwa miqat diawali pada bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu ketika ibadah haji dilaksanakan.
2. Waktu pelaksanan umroh, Miqat Zamani dapat diawali pada sepanjang tahun.
Semua Miqat Makani ditetapkan langsung oleh Rasulullah, kecuali Miqat Dzatu Irqin. Sementara Miqat Zamani tercantum dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 189: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah itu adalah (petunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah yang dari atasnya, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
- See more at: http://www.jurnalhaji.com/rukun-haji/tempat-miqat-saat-haji-dan-umrah/#sthash.6x257Bvz.dpuf
Seseorang yang hendak melaksanakan haji atau umrah diwajibkan atas dirinya untuk melakukan ihram dari miqat yang telah ditentukan.
Pengertian miqat itu sendiri adalah batas tempat dan waktu yang ditentukan bagi setiap Muslim yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah ketika hendak memulai ihramnya.
Miqat sendiri ditentukan berdasarkan tempat yang disebut Miqat Makani. Sementara Miqat yang berdasarkan pada waktu dinamakan Miqat Zamani.
Miqat Makani
Bagi Muslim yang tinggal di Makkah, rumah mereka adalah tempat untuk ihram haji. Sementara untuk umrah, ihramnya harus keluar dari tanah Haram Makkah, dan sebaik-baiknya tempat ialah di Ji’ranah, Tan’eim, atau Hudaibiyah. Namun, bagi mereka yang tinggal di luar Makkah, ada lima tempat untuk memulai ihram, di antaranya sebagai berikut:
1. Miqat Juhfah
Juhfah merupakan desa tua yang sering dilewati para pendatang dari Syam menuju Makkah. Juhfah inilah yang menjadi Miqat bagi penduduk Mesir, Syam, dan siapa saja yang melewatinya.
2. Miqat Qarnul Manazil
Qarnul manazil adalah miqat bagi penduduk Thaif dan orang-orang yang melewatinya. Tempat ihramnya di Gunung Musyrif di Arafah.
3. Miqat Yalamlam
Yamlamlam adalah Miqat bagi Penduduk Yaman. Yamlamlam ini merupakan nama sebuah bukit di pegunungan Tihamah.
4. Miqat Hulaifah/Bir’ Ali
Zul Hulaifah adalah miqat bagi penduduk Madinah. Tempat air minum Bani Jasyum yang sekarang dikenal dengan nama Bir Ali. Miqat ini merupakan tempat yang paling jauh jaraknya dari Kota Makkah.
5.Miqat Dzatu Irqin
Dzatu Irqin adalah miqat yang ditentukan berdasarkan kesepakatan para ulama. Miqat ini tidak disebut dalam hadist Rasulullah SAW. Miqat ini merupakan tempat yang dilewati oleh orang-orang di bagian negeri Irak.
Miqat Zamani
1. Waktu pelaksanaan haji, para ulama sepakat bahwa miqat diawali pada bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu ketika ibadah haji dilaksanakan.
2. Waktu pelaksanan umroh, Miqat Zamani dapat diawali pada sepanjang tahun.
Semua Miqat Makani ditetapkan langsung oleh Rasulullah, kecuali Miqat Dzatu Irqin. Sementara Miqat Zamani tercantum dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 189: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah itu adalah (petunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah yang dari atasnya, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
- See more at: http://www.jurnalhaji.com/rukun-haji/tempat-miqat-saat-haji-dan-umrah/#sthash.6x257Bvz.dpuf
Seseorang yang hendak melaksanakan haji atau umrah diwajibkan atas dirinya untuk melakukan ihram dari miqat yang telah ditentukan.
Pengertian miqat itu sendiri adalah batas tempat dan waktu yang ditentukan bagi setiap Muslim yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah ketika hendak memulai ihramnya.
Miqat sendiri ditentukan berdasarkan tempat yang disebut Miqat Makani. Sementara Miqat yang berdasarkan pada waktu dinamakan Miqat Zamani.
Miqat Makani
Bagi Muslim yang tinggal di Makkah, rumah mereka adalah tempat untuk ihram haji. Sementara untuk umrah, ihramnya harus keluar dari tanah Haram Makkah, dan sebaik-baiknya tempat ialah di Ji’ranah, Tan’eim, atau Hudaibiyah. Namun, bagi mereka yang tinggal di luar Makkah, ada lima tempat untuk memulai ihram, di antaranya sebagai berikut:
1. Miqat Juhfah
Juhfah merupakan desa tua yang sering dilewati para pendatang dari Syam menuju Makkah. Juhfah inilah yang menjadi Miqat bagi penduduk Mesir, Syam, dan siapa saja yang melewatinya.
2. Miqat Qarnul Manazil
Qarnul manazil adalah miqat bagi penduduk Thaif dan orang-orang yang melewatinya. Tempat ihramnya di Gunung Musyrif di Arafah.
3. Miqat Yalamlam
Yamlamlam adalah Miqat bagi Penduduk Yaman. Yamlamlam ini merupakan nama sebuah bukit di pegunungan Tihamah.
4. Miqat Hulaifah/Bir’ Ali
Zul Hulaifah adalah miqat bagi penduduk Madinah. Tempat air minum Bani Jasyum yang sekarang dikenal dengan nama Bir Ali. Miqat ini merupakan tempat yang paling jauh jaraknya dari Kota Makkah.
5.Miqat Dzatu Irqin
Dzatu Irqin adalah miqat yang ditentukan berdasarkan kesepakatan para ulama. Miqat ini tidak disebut dalam hadist Rasulullah SAW. Miqat ini merupakan tempat yang dilewati oleh orang-orang di bagian negeri Irak.
Miqat Zamani
1. Waktu pelaksanaan haji, para ulama sepakat bahwa miqat diawali pada bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu ketika ibadah haji dilaksanakan.
2. Waktu pelaksanan umroh, Miqat Zamani dapat diawali pada sepanjang tahun.
Semua Miqat Makani ditetapkan langsung oleh Rasulullah, kecuali Miqat Dzatu Irqin. Sementara Miqat Zamani tercantum dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 189: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah itu adalah (petunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah yang dari atasnya, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
- See more at: http://www.jurnalhaji.com/rukun-haji/tempat-miqat-saat-haji-dan-umrah/#sthash.6x257Bvz.dpuf

Haji terbahagi kepada 3 cara perlaksanaan (Haji Tamattu’, Haji Ifrad dan Haji Qiran)



Firman Allah SWT:

22:27 

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,niscaya mereka akan datang kepadamudengan berjalan kaki,dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”
(Surah Al-Hajj :27)


Haji terbahagi kepada 3 cara perlaksanaan
SETIAP tahun, berjuta umat Islam dari seluruh dunia mengerjakan haji.
Ibadah haji terbahagi kepada tiga cara pelaksanaan (kategori) iaitu Haji Tamattu’, Haji Ifrad dan Haji Qiran.
Dari Aisyah r.a katanya: ‘‘Di antara kami ada yang ihram untuk Haji Ifrad (mendahulukan haji daripada umrah), ada yang ihram untuk Haji Qiran (mengerjakan haji yang digabungkan dengan umrah sekali gus) dan ada pula yang ihram untuk Haji Tamattu’ (mendahulukan umrah daripada haji).’’ – Hadis bilangan 1185 riwayat Muslim.
Musim Haji adalah dalam bulan-bulan Syawal, Zulkaedah dan Zulhijah.
Haji Ifrad:
Iaitu berniat haji sahaja pada bulan-bulan haji dengan niat Ihram haji dan melaksanakan semua amal ibadat yang berkaitan haji. Umrah pula boleh dilakukan setelah selesai melaksanakan haji.
Haji Tamattu:
Iaitu berniat umrah pada bulan-bulan haji dan menunaikan semua amal ibadat yang berkaitan dengan umrah.
Apabila tiba waktu haji (Hari Tarwiyah pada 8 Zulhijah) pada tahun yang sama maka ia akan berihram haji pula dan menunaikan amal ibadat yang berkaitan dengan haji.
Haji Qiran:
Iaitu berniat haji dan umrah serentak pada bulan-bulan haji, kemudian menunaikan semua amal ibadat yang berkaitan dengan dengan haji. Umrah pula dikira telah selesai apabila selesai menunaikan haji.
Haji Qiran juga boleh berlaku kepada orang yang berniat umrah dalam bulan–bulan haji tetapi sebelum memulakan tawaf, ia berniat menunaikan haji.

Definisi Haji Tamattu’:
BERNIAT umrah pada bulan-bulan haji dan menunaikan semua amal ibadat yang berkaitan dengan umrah. Apabila tiba waktu haji pada tahun yang sama (8 Zulhijah), jemaah akan berniat haji dan menunaikan amal ibadat yang berkaitan dengan haji.
Cara mengerjakan Haji Tamattu’:
(1). MENGERJAKAN UMRAH
RUKUN UMRAH ialah pekerjaan yang mesti ditunaikan oleh orang yang melaksanakan umrah… jika tidak ditunaikan sama ada sengaja atau tidak, maka tidak sah umrahnya.
Rukun Umrah itu ada lima perkara: Pertama – niat, kedua – tawaf, ketiga – saie, keempat – bercukur atau bergunting rambut dan kelima – tertib pada kesemua rukun.
Sebelum berniat ihram umrah, jemaah disunatkan mandi sunat ihram dengan niat: “Sahaja aku mandi sunat ihram kerana Allah Ta’ala.”
Jemaah juga disunatkan memotong kuku, merapikan janggut, misai serta mencabut bulu-bulu ketiak dan ari-ari.
Selepas mandi sunat ihram, pakailah pakaian ihram dan disunatkan berwarna putih. Dirikan solat sunat ihram dua rakaat.
A. BERNIAT UMRAH (rukun)
Selepas solat sunat ihram, jemaah bolehlah berniat ihram umrah. Syarak memberi pilihan kepada jemaah sama ada hendak berniat ihram di Miqat atau sebelum Miqat iaitu di Zulhulaifah (kawasan Masjid Bir Ali) bagi jemaah yang memasuki Mekah dari Madinah dan di Qarn-al Manazil, bagi mereka yang memasuki Mekah dari tanah air.
Niat umrah ialah:
“Sahaja aku mengerjakan umrah dan aku berihram dengannya kerana Allah Ta’ala.”
B. TAWAF (rukun)
Tawaf bermaksud, mengelilingi Kaabah mengikut syarat-syaratnya. Tawaf adalah rukun umrah yang kedua selepas niat.
Lafaz niat tawaf umrah ialah: “Ya Allah, aku berniat melakukan tawaf Baitullahil Haram tujuh kali keliling tawaf umrah kerana Allah Ta’ala, maka permudahkanlah bagiku dan terimalah amalan daripadaku.”
Di antara syarat-syarat sah tawaf ialah:
  • Dimulakan dari penjuru Hajarulaswad dan berakhir di tempat yang sama.
  • Berjalan ke hadapan dan bahu kiri sentiasa mengiring ke Kaabah.
  • Cukup tujuh pusingan dengan yakin.
  • Suci daripada hadas kecil dan hadas besar.
  • Menutup aurat.
  • Dilakukan di dalam Masjidilharam.
  • Mengekalkan niat tawaf.
Di antara sunat-sunat tawaf ialah:
  • Berjalan kaki, berittiba’, berlari-lari anak (ramal) pada tiga pusingan pertama dan berturut-turut tujuh pusingan tawaf.
Berhubung dengan bacaan doa, tidak ada bacaan yang khusus. Berzikir pun boleh.
Apabila selesai ibadat tawaf, jemaah boleh solat sunat tawaf sama ada di makam Ibrahim, Multazam, Hijir Ismail atau dimana-mana di dalam Masjidilharam.


C. SAIE (rukun)
Saie bermaksud berulang-alik (tujuh kali) di antara Bukit Safa dan berakhir di Bukit Marwah. Dilaksanakan sejurus selepas mengerjakan tawaf.
Saie dilakukan di Masaa’ (tempat saie).
Di antara syarat-syarat Saie ialah:
  • Setelah sempurna tawaf.
  • Bermula dari Bukit Safa dan berakhir di Bukit Marwah.
  • Cukup tujuh pusingan dengan yakin.
  • Melakukannya di tempat yang termaklum dan mengekalkan niat saie.
Lafaz niat saie umrah ialah: “Ya Allah, ya Tuhanku, sahaja aku saie di antara Safa dan Marwah tujuh kali saie umrah kerana Allah Ta’ala.”
Di antara sunat-sunat dalam ibadat saie ialah:
  • Naik ke hujung batu-batu bukit (yang kini sudah diratakan), dilakukan saie berturut-turut dan berlari-lari anak di antara dua dua tiang lampu hijau.
D. BERCUKUR (bagi lelaki) ATAU BERGUNTING RAMBUT BAGI LELAKI DAN PEREMPUAN (rukun)
Untuk membebaskan diri daripada larangan ihram, jemaah hendaklah bertahallul. Bagi tujuan tahallul umrah, diwajibkan mengunting rambut sekurang-kurangnya tiga helai. Sunat dilakukan di Bukit Marwah yang afdalnya bagi lelaki bercukur dan bagi wanita bergunting rambut.
E. TERTIB (rukun)
Tertib pada ibadat umrah ialah tertib dalam melaksanakan semua rukun, iaitu melaksanakan satu persatu mengikut susunan.
Sementara menanti Hari Wukuf, jemaah digalakkan untuk mengerjakan umrah sunat, mengikut kemampuan masing-masing.

(2). MENGERJAKAN HAJI
PADA 8 Zulhijah yang disebut juga Hari Tarwiyah, jemaah akan berangkat ke Arafah. Sebelum bertolak ke Arafah, jemaah diingatkan supaya melakukan perkara-perkara sunat sebelum berniat ihram haji, iaitu seperti mandi sunat ihram dan solat sunat ihram.
A. NIAT IHRAM HAJI (rukun)
Jemaah hendaklah berniat ihram haji. Ia boleh dilakukan dimana-mana di Kota Mekah, yang afdalnya berniat ihram di pintu gerbang hotel penginapan.
Niat di dalam hati: “Sahaja aku mengerjakan haji dan aku berihram dengannya kerana Allah Ta’ala.”
B. WUKUF (rukun)
Pada 9 Zulhijah, setelah gelincir matahari (masuk waktu zuhur), maka masuklah waktu wukuf. Berakhirnya waktu wukuf setelah terbit fajar subuh, pada 10 Zulhijah.
Wukuf bermaksud berada di bumi Arafah walau satu saat sekalipun dan dalam sebarang keadaan. Yang afdalnya berwukuf sebahagian daripada siang hari 9 Zulhijah dan sebahagian daripada malam 10 Zulhijah.
Di antara syarat sah wukuf ialah:
  • Telah berihram dengan niat haji.
  • Seorang ahli ibadat (tidak gila, tidak mabuk dan tidak hilang akal sepanjang masa).
  • Berada di bumi Arafah walau seketika, dalam waktu wukuf.
Amalan-amalan sunat seperti bertalbiah, berdoa, berzikir, membaca al-Quran dan solat-solat sunat.


C. MABIT (bermalam) DI MUZDALIFAH (wajib)
Pada kebiasaannya selepas solat Isyak, jemaah akan bertolak secara berperingkat-peringkat dari Arafah menuju ke Muzdalifah untuk bermabit.
Waktu mabit bermula dari selepas separuh malam 10 Zulhijah. Berada seketika pada masa tersebut dikira telah memadai dan tertunailah kewajipan bermabit di Muzdalifah
Yang afdalnya berada di Muzdalifah sepanjang malam hingga terbit fajar.
Disunatkan mengutip tujuh biji anak batu untuk melontar di Jamrah Kubra, bagi tujuan menghasilkan Tahallul Awwal.
Sebanyak 63 biji batu lagi untuk melontar di tiga jamrah pada hari-hari Tasriq (11,12, dan 13 zulhijah) bolehlah dikutip di Mina.

D. MELONTAR JAMRAH KUBRA (wajib)
Masuk waktu melontar Jamrah Kubra, adalah bermula selepas separuh malam 10 Zulhijah dan berakhirnya waktu melontar adalah sebelum terbenam matahari pada 13 Zulhijah.
E. BERCUKUR / BERGUNTING RAMBUT (rukun)
Selepas melontar tujuh biji anak batu di Jamrah Kubra pada pagi 10 Zulhijah (Hari Nahar), kemudian bercukur atau bergunting rambut di kepala, sekurang-kurangnya tiga helai, maka terlaksanalah Tahallul Awwal (melakukan dua daripada tiga perkara). Tiga perkara yang dimaksudkan ialah: Pertama – melontar di Jamrah Kubra, kedua – bercukur atau bergunting rambut dan ketiga – tawaf dan saie.
F. MABIT (bermalam) DI MINA (wajib)
Mabit di Mina bermaksud bermalam di Mina lebih daripada separuh malam pada 11,12 dan 13 Zulhijah.
G. MELONTAR KETIGA-TIGA JAMRAH (wajib)
Melontar di ketiga-tiga Jamrah iaitu Sughra, Wusta dan Kubra (dahulu dikenali Aqaba) pada hari-hari Tasyrik (11,12, dan 13 Zulhijah) adalah wajib haji. Sekiranya uzur syarie, boleh mewakilkan kepada orang lain dengan syarat:
  • Uzur yang tiada harapan sembuh.
  • Orang yang menerima wakil, telah sempurna melontar ketiga-tiga jamrah bagi dirinya pada hari itu.
  • Pulang ke Mekah pada 13 Zulhijah dinamakan Nafar Thani setelah memenuhi syarat-syarat berikut:
  • Telah sempurna bermalam selama tiga malam berturut-turut pada 11, 12, dan 13 Zulhijah.
  • Telah melontar ketiga-tiga jamrah (Sughra, Wusta dan Kubra) dengan sempurna (63 biji batu) pada 11, 12, dan 13 Zulhijah.
H. TAWAF (rukun)
Cara mengerjakan tawaf haji, sama seperti mengerjakan tawaf umrah.
Bagi mereka yang akan pulang dengan penerbangan awal, khususnya wanita yang dikhuatiri akan didatangi haid, hendaklah bersegera mengerjakan tawaf dan saie.

I. SAIE (rukun)
Apabila telah selesai tawaf haji, hendaklah mengerjakan saie haji. Caranya juga adalah sama seperti dengan saie umrah.
Dengan selesainya ibadat saie bermakna terhasillah Tahallul Thani, kerana telah melakukan ketiga-tiga perkara iaitu:
  • Melontar Jamrah Kubra.
  • Bercukur/bergunting.
  • Tawaf dan saie.
J. TERTIB PADA KEBANYAKKAN RUKUN
Bermaksud rukun-rukun Haji Tamattu’ hendaklah dilakukan mengikut tertib atau ikut susunan cara mengerjakannya:
Pertamaniat, kedua wukuf, ketigabercukur atau bergunting rambut, keempattawaf haji dan kelimasaie haji.
Ataupun: Pertamaniat, keduawukuf, ketigatawaf haji, keempatsaie haji dan kelimabercukur atau bergunting rambut.
CARA (1) CARA (2)
1. Niat
2. Wukuf
3.Bercukur atau bergunting
4. Tawaf Haji
5. Saie Haji
1. Niat
2. Wukuf
3. Tawaf Haji
4. Saie Haji
5. Bercukur atau Bergunting
Dengan ini, selesailah cara-cara mengerjakan haji mengikut kaedah Tamattu’. Iaitu mengerjakan ibadat umrah dahulu dalam bulan-bulan haji, kemudian mengerjakan ibadat haji pada tahun yang sama.
Semoga para jemaah mendapat kemudahan bantuan Allah bagi menyempurnakan ibadat haji yang mabrur, amin.



Tuesday 27 August 2013

Nasihat Serta Panduan disamping Masalah-maslah yang sering dihadapi pada bakal-bakal Haji




Nasihat Umum:
  1. Mengelakkan diri dari berhutang untuk mengerjakan ibadat Haji kerana tindakan sedemikian adalah salah memandangkan Haji tidak diwajibkan melainkan kepada orang-orang yang berkemampuan untuk mengerjakannya sahaja.
  2. Cuba berusaha mempelajari ibadat ini supaya tidak mendedahkan diri anda ke dalam perkara yang boleh merosakkan pekerjaan anda atau mengurangkan pahala anda dalam keadaan anda tidak sedar.
  3. Cuba berusaha untuk mengikuti sunnah Rasulullah s.a.w mengikut kemampuan anda dan keadaan anda.
  4. Ketahuilah wahai saudaraku jemaah Haji bahawa mengikut mazhab adalah merupakan suatu kemestian di dalam Haji dan jangan cuba untuk membebankan diri anda lebih dari kemampuan anda kerana (Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya).
  5. Cuba berusaha untuk mengelakkan diri anda dari memerhati manusia dan tumpukan kepada pekerjaan anda dan cara melakukan ibadat anda, kerana tindakan sedemikian boleh menyebabkan anda terlihat sesuatu yang boleh jadi perkerjaan yang dilakukan oleh sebahagian umat Islam adalah pelik bagi anda sedangkan perkara itu adalah disebabkan kejahilan mereka, cuba selesaikan dalam keadaan tenang dan bersabar kerana ia adalah sebahagian dari tanda kebesaran penciptaan Allah.
  6. Elakkan diri anda dari melakukan maksiat dan jauhkan diri anda dari bertengkar dan berbalah.
    7. Elakkan diri anda dari bersesak dengan manusia serta menyakiti mereka di dalam Tawaf, Saie dan ibadat-ibadat yang lain.
  7. Elakkan diri anda dari merempuh atau menenyeh wanita di tempat-tempat yang terlalu penuh sesak (seperti Tawaf, Saie dan di Arafah).
  8. Jangan persoalkan diri anda atau orang lain tentang sebab pekerjaan sebahagian ibadat dan cuba menyerahkan diri anda kepada Allah Taala.
  9. Anda hendaklah bersikap lemah lembut dengan penduduk dua tanah Haram dan jagalah diri anda supaya tidak berlaku kasar dan bengis bersama mereka kerana sesungguhnya penduduk Mekah adalah jiran Baitullah dan penduduk Madinah adalah jiran Rasulullah s.a.w.
Nasihat Di Dalam Tawaf:
  1. Ketahuilah wahai saudaraku bahawa Tawaf adalah Tahiyat di Al-Haram dan ia adalah sama seperti sembahyang cuma diharuskan bercakap, oleh sebab itulah ia disyaratkan supaya suci dari hadas besar dan kecil serta menutup aurat.
  2. Elakkan dari berdiri terlalu lama di Hajarulaswad untuk memberi isyarat kerana tindakan sedemikian boleh menyebabkan berlaku kesesakan yang sangat dahsyat.
  3. Elakkan dari bersesak untuk mengucup Hajarulaswad kerana mengucupnya adalah sunat dan tidak menyakiti diri anda serta orang lain adalah wajib, malah perkara wajib lebih patut diikuti berbanding dengan perkara sunat.
  4. Jemaah Haji disunatkan supaya khusyuk dan tenang di dalam tawafnya.
  5. Muwalat (berturut-turut) di antara pusingan-pusingan di dalam tawaf adalah sunat muakkad.
  6. Elakkan diri anda dari mematahkan jari-jari anda supaya mengeluarkan bunyi dan juga menyilangnya di dalam tawaf sebagaimana di dalam tawaf juga makruh makan, minum dan bercakap selain dari berzikir dan berdoa.
  7. Makruh tawaf dalam keadan menahan kencing dan berak atau kentut.
  8. Berhati-hati supaya melakukan tawaf melalui bahagian luar binaan Hijir Ismail, bukan melalui bahagian dalamnya kerana cara yang sedemikian bermakna jemaah Haji melakukan tawaf di sebahagian Kaabah sahaja dan tindakan itu membatalkan pusingan tawaf yang sedang dia lakukan.
  9. Elakkan dari mengangkat suara di dalam tawaf kerana mengangkat suara kadangkala boleh mengganggu orang lain yang melakukan tawaf.
  10. Elakkan dari berlari-lari anak di dalam setiap pusingan tawaf kerana berlari-lari anak adalah sunat pada tiga pusingan pertama tawaf sahaja yang selepasnya disusuli dengan saie.
  11. Sunat berlari-lari anak pada tiga pusingan tawaf yang pertama dan ittiba' (sopan) di dalam pusingan-pusingan yang lain yang disusuli dengan saie selepasnya.
  12. Wanita tidak disunatkan berlari-lari anak di dalam tawaf begitu juga di dalam saie.
  13. Elakkan dari ittiba' (sopan) ketika selawat.
  14. Elakkan dari menyentuh maqam Ibramim dan menciumnya kerana perbuatan ini adalah bidaah bercanggah dengan sunnah begitu juga dengan berpegang pada dinding kaabah.
  15. Elakkan dari terlalu berusaha untuk sembahyang di belakang maqam Ibrahim selepas tawaf ketika keadaan terlalu penuh sesak dan harus sembahyang di mana-mana tempat di dalam Masjidilharam.
  16. Perempuan hendaklah menjaga dirinya supaya tidak memperlihatkan rambutnya ketika bertahallul (ketika bergunting).
Nasihat Pada Hari Arafah:
  1. Sentiasa memastikan untuk bertalbiah di dalam perjalanan ke Arafah.
  2. Elakkan dari malas, membuang waktu serta tidak mahu lagi sibuk berdoa dan berzikir pada hari Arafah kerana Nabi s.a.w bersabda: Sebaik-baik doa ialah doa pada hari Arafah.
  3. Sentiasa memastikan untuk menghadap kiblat ketika berdoa sekadar termampu.
  4. Berusaha untuk wuquf di dalam kawasan Arafah bukan di luarnya.
  5. Jemaah Haji hendaklah mengambil perhatian bahawa di dalam masjid Namirah hanya tiga perempat sahaja yang termasuk di dalam Arafah manakala satu perempat lagi berada di luar Arafah, oleh yang demikian berhati-hatilah tentang perkara tersebut jika tidak anda akan kehilangan wuquf di Arafah menyebabkan Haji anda tidak sah.
  6. Elakkan dari wuquf di Jabal Rahmah kerana tindakan itu akan menyebabkan berlaku kesesakan dan boleh menyakiti orang lain.
  7. Berusaha untuk turun dari selepas tenggelam matahari, dengan demikian anda menghimpunkan di antara malam dan siang, sekiranya anda turun sebelum Maghrib maka anda diwajibkan membayar dam.
  8. Jagalah diri anda supaya tidak buruk sangka pada Allah iaitu anda menyangka Allah tidak mengampunkan dosa anda kerana itu merupakan dosa pertama yang anda lakukan.
Nasihat Di Mina:
  1. Anda wajib memastikan bahawa ketulan batu memang terjatuh ke tempat lontaran dan tidak melontar dengan cara yang tidak sepatutnya.
  2. Elakkan dari melontar kesemua batu-batu secara serantak kerana tindakan sedemikian tidak dikira bagi jemaah Haji cuma ia dikira sebagai satu lontaran sahaja.
  3. Elakkan diri anda dari melontar secara berlawanan dengan susunannya bahkah wajib dimulakan dari Sughra kemudian, Wusta seterusnya Kubra.
  4. Elakkan dari melontar dengan bilangan yang lebih sedikit atau lebih banyak secara sengaja melainkan jika anda telah ragu-ragu di dalam bilangannya.
  5. Jangan lupa berdoa selepas melontar di Jamrah Sughra dan Wusta kerana ia bercanggah dengan sunnah dan meluputkan diri anda dari melakukan kebaikan yang sangat besar.
  6. Jangan berdoa selepas melontar di Jamrah Kubra (Jamrah Aqabah) kerana ia bercanggah dengan sunnah.
Nasihat Di Madinah Munawwarah:
  1. Iltizam dengan sunnah Nabi secara baik dan menetapkannya.
  2. Ketika jemaah Haji dipesan supaya menyampaikan salam kepada Rasulullah s.a.w oleh seseorang maka janganlah kamu berkata Assalamu'alaikum wahai Rasulullah daripada (syeikh, Haji, jurutera atau doktor si Polan) bahkan sebut sahaja namanya kerana tidak ada mana-mana kedudukan di hadapan penghulu segala Rasul s.a.w.
  3. Berusaha untuk mendirikan sembahyang di Raudhah kerana Raudhah adalah merupakan sebahagian dari taman-taman syurga.
  4. Tidak memegang dan mencium dinding maqam.
  5. Berjalan di Madinah dalam keadaan tenang, sopan serta penuh beradab kerana anda berjalan mengikut langkah Nabi s.a.w dan para sahabat.
  6. Tidak sukan atau bercakap dengan kuat di mana mengangkat suara di sisi Rasulullah s.a.w boleh menggugurkan amalan soleh.
  7. Tidak merokok, apabila anda merupakan perokok, berusahalah bersungguh-sungguh untuk berhenti dari merokok di tanah suci kerana tidak sedemikian merupakan perbuatan fasiq terutama di Madinah Rasulullah s.a.w. malah ia juga dianggap sebagai tidak beradab bersama Rasulullah s.a.w.

Wednesday 21 August 2013

Ziarah Makam Nabi Muhammad di Masjid Nabawi

  
PEMANDANGAN DISEKITAR MAKAM NABI

 Didalamnya terletak Makam Nabi Muhammad s.w.a
 Gerbang Utama Untuk Masuk Ke Raudhah (Taman Syurga)
 Gerbang Utama

 Lubang Yang Disediakan Untuk Melihat Makam Nabi


Hukum Ziarah dan Kelebihannya:

Ulama telah bersepakat mengatakan bahawa menziarahi baginda adalah sebesar-besar usaha mendekatkan diri kepada Allah dan sebaik-baik ketaatan. Orang yang menziarahi juga hendaklah berniat menziarahi masjid baginda kerana baginda telah bersabda bahawa sembahyang di dalamnya lebih baik dari seribu sembahyang di tempat yang lain melainkan Masjidilharam.
Diriwayatkan daripada Rasulullah s.a.w.:
(Janganlah kamu bersusah payah untuk musafir melainkan ke tiga buah masjid: Masjidilharam, masjidku ini dan Masjidilaqsa).
Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda:
(Sesiapa yang menziarahi maqamku, pasti dia mendapat syafaatku).
Adab-adab Ziarah:
  • Sepatutnya bagi pengunjung ketika dia menghala ke Madinah Munawwarah, dia banyak mengucapkan selawat dan salam ke atas Nabi serta memohon kepada Allah supaya memanfaatkannya dengan ziarahnya itu dan menerima ziarahnya itu kemudian berdoa:
(اللهم افتح لي أبواب رحمتك، وارزقني في زيارة نبيك (صلى الله عليه وسلم) ما رزقته أولياءك وأهل طاعتك واغفر لي وارحمني يا خير مسؤول).
  • Dia disunatkan mandi sebelum memasuki Madinah Munawwarah dan memakai pakaian yang paling bersih.
  • Apabila sampai di pintu masjid baginda s.a.w, dia hendaklah mendahulukan kaki kanannya ketika melangkah masuk dan menggunakan kaki kirinya ketika melangkah keluar.
  • Dia masuk dengan menuju ke Raudhah (iaitu bahagian di antara mimbar dan maqam Nabi di mana permaidaninya berwarna hijau sedangkan permaidani masjid di bahagian yang lain semuanya berwarna merah). Setelah itu dia mendirikan sembahyang sunat Tahiyyat Masjid kemudian dia datang ke maqam Nabi dan berdiri menghadap muka baginda s.a.w. sekitar empat hasta dari dinding maqam dalam keadaan beradab kemudian memberi salam tanpa menguatkan suaranya cuma cukup sekadar didengar oleh dirinya sendiri, sebagai tanda peradaban bersama baginda s.a.w.
  • Pengunjung membaca dengan hati yang khusyuk sambil menundukkan muka serta memperlahankan suara dan tidak banyak menggerakkan anggota badan:
(السلام عليك يا رسول الله, السلام عليك يا نبي الله السلام عليك يا حبيب الله, السلام عليك يا خيرة خلق الله, السلام عليك يا صفوة الله, السلام عليك يا سيد المرسلين وخاتم النبيين, السلام عليك يا قائد الغر المحجلين, السلام عليك وعلى أهل بيتك الطيبين الطاهرين, السلام عليك وعلى أزواجك الطاهرات أمهات المؤمنين, السلام عليك وعلى أصحابك أجمعين, السلام عليك وعلى سائر عباد الله الصالحين, جزاك الله يا رسول الله أفضل ما جزى نبياً ورسولاً عن أمته, وصلى الله عليك كلما ذكرك الذاكرون, وغفل عن ذكرك الغافلون. أشهد أن لا إله إلا الله, وأشهد أنك عبده ورسوله, وأمينه وخيرته من خلقه, وأشهد أنك قد بلغت الرسالة, وأديت الأمانة, ونصحت الأمة, وجاهدت في الله حق حهاده).
  • (Sesiapa yang kesuntukan masa untuk berbuat demikian atau tidak mengingatinya, dia bolehlah membaca sebahagian dari salam ini sahaja).
  • Jika seseorang memesankannya supaya menyampaikan salam kepada Rasulullah s.a.w dia hendaklah memberi salam secara menyebut: (السلام عليك يا رسول الله من فلان ابن فلان).
  • Kemudian dia melangkah ke kanan sekadar satu hasta lalu memberi salam kepada Sayidina Abu Bakar r.a dengan berkata:
(السلام عليك يا خليفة رسول الله ، السلام عليك يا صاحب رسول الله في الغار ، السلام عليك يا رفيقه في الأسفار ، السلام عليك يا أمينه على الأسرار ، جزاك الله عن الإسلام والمسلمين خيراً ، اللهم ارض عنه وارض عنا به).
  • Kemudian dia melangkah ke kanan sekadar satu hasta lalu memberi salam kepada Sayidina Umar r.a. dengan berkata:
(السلام عليك يا أمير المؤمنين، السلام عليك يا من أيد الله به الدين، جزاك الله عن الإسلام والمسلمين خيراً، اللهم ارض عنه وارض عنا به).
  • Setelah itu dia kembali semula ke Raudhah dan banyak mendirikan sembahyang dan berdoa di sana.
Ziarah Perkuburan Baqi', Syuhada' Uhud dan Masjid Quba':
  • Sunat keluar ke perkuburan Baqi' pada setiap hari terutamanya tengahari hari Jumaat iaitu selepas memberi salam kepada Rasulullah s.a.w. Apabila sampai di sana kita memberi salam dengan berkata:
    (السلام عليكم دار قوم مؤمنين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون، اللهم اغفر لأهل البقيع، اللهم اغفر لنا ولهم)
    Pengunjung juga sepatutnya menziarahi masjid Quba' untuk sembahyang di dalamnya kerana pernah Nabi s.a.w datang ke masjid Quba' dalam keadaan menunggang dan berjalan kaki, baginda mendirikan sembahyang dua rakaat di dalamnya dan yang paling afdhal ialah pada hari Sabtu kerana Rasulullah s.a.w pernah datang ke masjid ini pada setiap hari Sabtu.
  • Sebagaimana sunat juga menziarahi syuhada Uhud pada hari Khamis terutamanya penghulu syuhada' Hamzah bapa saudara Rasulullah s.a.w.
Sembahyang Di Madinah:
  • Sunat mendirikan sembahyang semuanya di Masjid Nabi sebagaimana yang diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a. bahawa Nabi s.a.w bersabda:
    (Sembahyang di masjidku ini lebih baik dari seribu sembahyang yang dilakukan di masjid yang lain selain Masjidilharam).
Keluar Dari Madinah dan Musafir:
  • Disunatkan bagi pengunjung apabila dia ingin keluar dan musafir, dia hendaklah meninggalkan masjid Nabi dengan mendirikan sembahyang sebanyak dua rakaat dan berdoa dengan doa yang dia inginkan kemudian dia datang ke Raudhah dan memberi salam sebagaimana dia memberi salam sebelum itu serta dia berdoa dengan menyebut sanak saudaranya bersama-sama di dalam doa tersebut dengan penuh tadharru' dan meninggalkan Nabi s.a.w sambil berdoa:
(اللهم لا تجعل هذا آخر العهد بحرم رسولك (صلى الله عليه وسلم) ويسر لي العود إلى الحرمين سبيلاً سهلة بمنك وفضلك وارزقني العفو والعافية في الدنيا والآخرة وردنا سالمين غانمين إلى أوطاننا آمنين).
Seterusnya dia berkata: Kamu bukanlah orang yang ditinggalkan wahai Rasulullah).

Tuesday 20 August 2013

Ganganguan ketika solat







Antara gangguan ketika melakukan solat adalah:
1) Berasa was-was ketika melakukan takbiratul ihram
Saat membaca takbiratul ihram, ‘Allahu Akbar’, seseorang akan berasa ragu-ragu apakah takbir yang dilakukannya itu sah atau belum sah.
Sehingga dia mengulanginya sekali lagi dengan membaca takbir. Perasaan itu akan berterusan kadang-kadang sampai imam hampir rukuk.
Ibnu Qayyim berkata, “Termasuk tipu daya syaitan yang banyak mengganggu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwuduk) dan niat atau saat takbiratul ihram dalam solat”. Was-was itu membuat mereka terseksa.
2) Tidak memberi tumpuan ketika membaca bacaan dalam solat.
Sahabat Rasulullah, Uthman bin Abil ‘Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syaitan hadir dalam solatku dan membuat bacaanku salah.” Rasulullah menjawab, “Itulah syaitan yang disebut dengan khinzib.
“Apabila kamu berasakan kehadirannya, ludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah. Aku pun melakukan hal itu dan Allah SWT gangguan itu dariku” (Hadis Riwayat Muslim).
3) Lupa jumlah rakaat yang dikerjakan
Abu Hurairah r.a berkata, “Sesungguhnya Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Jika seorang daripada kalian solat, syaitan akan datang kepadanya untuk menggoda sampai mereka tidak tahu berapa rakaat yang dikerjakan. Apabila seorang daripada kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan salam.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
4) Hadirnya fikiran yang memalingkan tumpuan
Abu Hurairah berkata, “Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Apabila dikumandangkan azan solat, syaitan akan berlari seraya terkentut-kentut sampai ia tidak mendengar suara azan.
Apabila muazin selesai azan, ia kembali lagi dan jika iqamat dikumandangkan dia berlari. Apabila selesai iqamat, dia kembali lagi.
Ia akan selalu bersama orang yang solat seraya berkata kepadanya,’Ingatlah apa yang tadinya tidak kamu ingat!’ Sehingga orang itu tidak tahu berapa rakaat ia solat.” (Hadis Riwayat Bukhari).
5) Tergesa-gesa menyelesaikan solat
Ibnu Qayyim berkata: “Sesungguhnya tergesa-gesa itu datang daripada syaitan, kerana tergesa-gesa adalah sifat gelabah yang menghalangi seseorang untuk berhati-hati, tenang dan santun serta meletakkan sesuatu pada tempatnya.
Tidak ada ketenangan atau thuma’ninah. Pada zaman Rasulullah ada orang solat dengan tergesa-gesa. Akhirnya Rasulullah memerintahkannya untuk mengulanginya kerana solat yang ia kerjakan belum sah.
Rasulullah bersabda kepadanya, “Apabila kamu solat, bertakbirlah (takbiratul ihram). Lalu bacalah daripada al-Quran yang mudah bagimu, lalu rukuklah sampai kamu benar-benar rukuk (thuma’ninah), lalu bangkitlah daripada rukuk sampai kamu tegak berdiri.
Kemudian sujudlah sampai kamu benar-benar sujud (thuma’ninah) dan lakukanlah hal itu dalam setiap rakaat solatmu.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
6) Melakukan gerakan yang tidak perlu
Dahulu ada seorang sahabat yang bermain kerikil ketika sedang tasyahud. Ia membolak-balikkannya. Melihat hal itu, Ibnu Umar segera menegurnya selepas solat.
“Jangan bermain kerikil ketika solat kerana perbuatan itu berasal daripada syaitan. Tapi kerjakan seperti apa yang dikerjakan Rasulullah”. Orang itu bertanya, “Apa yang dilakukannya? “Kemudian Ibnu Umar meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya dengan jari telunjuk menunjuk ke arah kiblat atau tempat sujud. “Demikianlah saya melihat apa yang dilakukan Rasulullah s.a.w,” kata Ibnu Umar (Hadis Riwayat Tirmidzi).
7) Melihat ke kiri atau ke kanan ketika solat
Sedar atau tidak, jika seseorang itu melihat ke kiri atau ke kanan, itu akibat godaan syaitan yang menggoda. Kerana itu, selepas takbiratul ihram, pusatkan pandangan pada satu titik iaitu tempat sujud. Sehingga perhatian kita menjadi fokus dan dicuri syaitan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Aisyah beliau berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah hukum melihat ketika solat”. Rasulullah menjawab, “Itu adalah curian syaitan atas solat seorang hamba.” (Hadis Riwayat Bukhari).
Menguap dan mengantuk
Rasulullah bersabda bermaksud: “Menguap ketika solat itu daripada syaitan. Kerana itu, apabila kamu ingin menguap, tahanlah.” (Hadis Riwayat Thabrani).
Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda, “Ada pun menguap itu datangnya daripada syaitan, hendaklah seseorang mencegahnya (menahannya) selagi boleh. Apabila ia berkata ‘ha…’ bererti syaitan tertawa dalam mulutnya” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
9) Bersin berulang kali ketika solat
Syaitan ingin mengganggu kekhusyukan solat dengan bersin sebagaimana yang dikatakan Abdullah bin Mas’ud, “Menguap dan bersin dalam solat itu daripada syaitan.” (Riwayat Thabrani).
Ibnu Mas’ud berkata, “Bersin yang tidak disenangi Allah adalah yang terjadi dalam solat sedangkan bersin di luar solat itu tetap disenangi Allah. Hal itu tidak lain kerana syaitan memang ingin mengganggu solat seseorang dengan pelbagai cara.”
10) Terasa ingin buang angin atau buang air
Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Apabila seorang daripada kalian bimbang apa yang dirasakan di perutnya apakah keluar sesuatu daripadanya atau tidak, janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid sampai ia yakin mendengar suara (keluarnya angin) atau mencium baunya” (Hadis Riwayat Muslim).
Berbahagialah orang Muslim yang selama ini terbebas daripada pelbagai macam gangguan syaitan dalam solat mereka. Semoga kita semua dibebaskan Allah daripada gangguan berkenaan.


Bagi yang berasakan gangguan itu, sebahagian atau keseluruhannya, janganlah putus asa untuk berjihad melawan syaitan terkutuk.